Jumat 10 Mar 2017 17:26 WIB

Puluhan Mahasiswa Sukabumi Demo Soal Tingginya Pengangguran

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Pengangguran, ilustrasi
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Pengangguran, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Puluhan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di Pendopo Negara Kabupaten Sukabumi, Jumat (10/3) siang. Mereka mempersoalkan tingginya angka pengangguran yang ada di Sukabumi.

Mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa asal Sukabumi (PB Himasi) dan Perhimpunan Aktivis Sukabumi (Petisi) mendatangi pendopo sekitar pukul 14.00 WIB. Mereka membawa spanduk yang berisikan tulisan besar ‘Mahasiswa Menggugat’.

"Semakin hari pengangguran di Sukabumi bertambah banyak," ujar Sekjen PB Himasi Eki Rukmansyah dalam orasinya di halaman pendopo.

Namun lanjut dia, anehnya, di Sukabumi berdiri sejumlah pabrik besar baik skala nasional maupun internasional. Seharusnya kata Eki, perusahaan tersebut bisa menampung tenaga kerja lokal asal Sukabumi. Pada kenyataannya, perusahaan tersebut ada yang menampung pekerja dari luar Sukabumi.

Eki mengatakan, kondisi tersebut menunjukkan ketidakseriusan dalam menyikapi masalah pengangguran. Idealnya, ujar dia, kesempatan kerja yang ada di Sukabumi diprioritaskan lebih dahulu untuk warga Sukabumi.

"Oleh karena itu mahasiswa meminta adanya peraturan daerah tentang keharusan perusahaan memberdayakan masyarakat lokal atau sekitar pabrik," cetus Eki.

Pemkab dapat mendata perusahaan mana saja yang kebanyakan mempekerjakan pekerja dari luar Sukabumi.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Kabupaten Sukabumi Ade Mulyadi yang menerima para mahasiswa mengatakan, pemerintah sudah berupaya secara maksimal menekan angka pengangguran. "Misalnya kami membuat surat edaran kepada perusahaan agar memberikan informasi ketika ada lowongan kerja di perusahaannya," terang dia.

Nantinya proses penerimaan atau seleksi dilakukan bersama dengan Disnakertrans. Upaya ini dilakukan untuk memperluas kesempatan kerja bagi warga lokal di Sukabumi.

Langkah lainnya yakni pelatihan kepada para pencari kerja. Pada 2017 ini ditargetkan sebanyak 6.000 orang yang akan diberikan pelatihan di berbagai bidang misalnya las, sablon, mebel, dan pengolahan pertanian.

"Para peserta pelatihan ada yang diarahkan ke sejumlah perusahaan untuk magang dan penyaluran kerja," imbuh Ade.  Selain itu ada sejumlah peserta pelatihan yang akhirnya menjadi pelaku usaha.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement