REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Armenia akan membuka kantor halal pertama di negaranya . Pemerintah Armenia mengatakan, keberadaan kantor halal ini dimaksudkan untuk menilai kesesuaian produk makanan halal di Armenia.
Pembukaan kantor halal pertama di Armenia ini dilakukan berkat kerjasama dengan Iran. Wakil Menteri Pembangunan Ekonomi dan Investasi Armenia, Emil Tarasyan mengadakan pertemuan dengan Kedutaan Besar Iran di Yerevan, Abbas Qorbani. Pertemuan yang dilakukan awal Januari tersebut telah memperoleh kesepakatan.
Selain untuk menilai kesesuaian produk makanan halal di Armenia, kantor halal ini juga akan memfasilitasi ekspor produk mereka ke Iran. Dengan adanya kantor halal di Yerevan ini maka diharapkan dapat meningkatkan permintaan produk Armenia dan merangsang pertumbuhan pariwisata.
"Pembukaan kantor halal akan menjadi stimulus baru bagi pengusaha Armenia untuk meningkatkan ekspor produk ke Iran," ujar Emil Tarasyan seperti dilansir arka.am (9/3).
Dalam beberapa tahun terakhir, pasar produk halal telah berkembang. Bukan hanya terkait produk makanan, namun juga produk lainnya. Seperti kosmetik, produk perawatan pribadi, barang-barang kulit dan bahan makanan.
Berdasarkan definisi yang diusulkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB pada tahun 1997, makanan halal tidak hanya menggabungkan produksi dan prosedur pengolahan, tetapi juga tenaga kerja, transportasi, penyimpanan dan peralatan yang digunakan dalam berbagai tahap.
Armenia merupakan negara yang pernah menjadi wilayah kekuasaan Turki Utsmani. Lokasinya yang berdekatan dengan Timur Tengah, membuat Armenia telah mengenal Islam sejak abad ketujuh.
Saat ini Muslim masih eksis di negara perbatasan Asia Eropa tersebut, meski hanya sebagai kelompok minoritas. Selama 1988-1991 mayoritas orang Muslim yang terdiri dari Azeri dan Kurdi melarikan diri dari negara sebagai akibat dari Perang Nagorno-Karabakh dan konflik yang berkepanjangan antara Armenia dan Azerbaijan.
Sekitar 95 persen warga Armenia menganut agama kristen . Pada tahun 2009, Pew Research Center memperkirakan bahwa kurang dari 0,1 persen dari keseluruhan populasi Armenia adalah Muslim, atau sekitar 1.000 orang.