REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --- Demi melestarikan penggunaan bahasa daerah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Balai Bahasa Jawa Barat (Jabar), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan pemilihan Duta Bahasa Pelajar Jawa Barat 2017. Acara tersebut diikuti oleh 400 siswa perwakilan dari SMA di Kabupaten dan Kota di seluruh provinsi Jabar. “Saya mengapresiasi penyelenggaraan pemilihan Duta Bahasa ini sebagai salah satu langkah dan proses literasi bahasa Indonesia, khususnya dalam melestarikan bahasa ibu,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam pembukaan acara tersebut, di Balai Bahasa, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/3).
Kegiatan Duta Bahasa Pelajar Jawa Barat 2017 ini diselenggarakan sejak 10 Maret sampai 23 Maret mendatang. Mengangkat tema "Pemartabatan Bahasa Daerah melalui Budaya Literasi", Muhadjir menganggap acara tersebut mengambil tema yang sangat tepat, khususnya dalam pemartabatan penggunaan bahasa dalam media sosial. "Perlu ada perhatian terhadap penggunaan bahasa di media sosial mengingat ada beberapa hal yang sangat memprihatinkan,” ungkap Muhadjir melalui rilis yang diterima Republika.co.id.
Ada 750 orang yang mendaftar untuk mengikuti Duta Bahasa Pelajar 2017. Dari jumlah tersebut, tersaring 400 peserta dengan seleksi esai. Esai terbaik dinilai dari unsur tema, keselarasan tema dan isi, serta unsur bahasa. Selanjutnya sebanyak 400 peserta yang terpilih pada tahap pertama tersebut berhak mengikuti seleksi tahap kedua pada Jumat (10/3).
Tes tahap kedua berupa Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) dan tes esai dalam tiga bahasa, yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah Jawa Barat, serta bahasa asing. Hasil dari seleksi tahap kedua digunakan untuk menentukan 100 peserta terbaik. Mereka akan mengikuti seleksi tahap selanjutnya pada 15 Maret mendatang. Pelaksanaan final akan diselenggarakan pada 23 Maret 2017 untuk menetapkan juara 1 sampai 3, termasuk juara harapan 1 dan 2.
Muhadjir berharap kegiatan pemilihan duta bahasa ini dapat terus ditindaklanjuti dan menjadi contoh bagi daerah lain. Ia mengatakan ajang tersebut juga dapat memberikan panggung bermain peran untuk siswa. “Anak-anak jadi berani berekspresi. Mereka juga menjadi berpikir analitis, kritis, kreatif, kolaboratif, terampil berkomunikasi, dan berjejaring. Inilah yang akan menjadi kebutuhan dalam sosok pemimpin masa depan,” jelas Muhadjir.