REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan jika nantinya klub mantan presiden dibentuk, diharap bisa memberi masukan kepada presiden yang tengah menjabat untuk masalah-masalah terkini yang dihadapi oleh pemerintah.
Ditemui seusai meresmikan Gedung-E Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (RS PMI) Bogor, Sabtu (11/3), JK mengatakan bahwa para mantan presiden dan wakil presiden tersebut merupakan orang-orang yang bijak dan punya pengalaman dalam menghadapi berbagai persoalan.
"Begitu ada masalah yang rumit, mantan-mantan presiden itu negarawan, berkumpul dan memberi saran kepada presiden," katanya di Bogor, Jawa Barat.
Wacana untuk membentuk Klub Mantan Presiden tersebut mengemuka setelah Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Presiden Joko Widodo pekan lalu. Yudhoyono menyebutkan bahwa klub tersebut berguna untuk menjalin silaturahim.
JK menambahkan, memang kontribusi dari Klub Mantan Presiden tersebut tidak terlalu banyak. Peran dari para mantan presiden dan wakil presiden tersebut hanya sebagai pemberi masukan kepada pemerintahan yang berjalan. "Biasanya itu tidak terlalu banyak kontribusinya. Kalau ada masalah-masalah penting di republik ini, dibutuhkan orang yang bijak dan punya pengalaman. Kita berkumpul, itu yang terjadi di Amerika Serikat," ujarnya.
Sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menginginkan ada semacam klub yang mewadahi komunikasi antara presiden dengan para mantan pemimpin negeri ini. Hal tersebut disampaikan saat melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.
Dengan adanya wadah itu, lanjut Yudhoyono, tidak perlu ada miskomunikasi dan misinformasi antara pemimpin bangsa dan mereka yang pernah memimpin bangsa ini. Yudhoyono mengaku bersyukur dan bergembira mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Presiden Jokowi setelah Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan meminta pertemuan tersebut dijadwalkan kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno.