REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia akan melakukan pembicaraan resmi dengan Pemerintah Korea Utara (Korut) dalam beberapa hari ke depan. Hal ini dilakukan menyusul ketegangan dua negara yang terjadi dalam satu bulan terakhir, terkait kematian dari Kim Jong-nam.
Kematian Kim Jong-nam, saudara seayah dari Pemimpin Korut Kim Jong-un terjadi pada 13 Februari lalu. Saat itu, ia yang tengah berada di terminal keberangkatan Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) diduga mendapat serangan yang menggunakan racun saraf VX.
Pria berusia 47 tahun itu tewas sesaat setelah dua perempuan menghampiri dirinya yang tengah menunggu penerbangan ke Macau, Cina. Dari rekaman CCTV bandara, keduanya terlihat mengusap sesuatu ke arah wajah korban yang kemudian diketahui mengandung zat berbahaya atau racun yang diklasifikasi sebagai salah satu senjata pemusnah massal oleh PBB itu.
Penyelidikan dilakukan dan Malaysia mencari sejumlah tersangka berkewarganegaraan Korut yang diduga terkait dengan pembunuhan Kim Jong-nam. Beberapa diantaranya disebut berada di Kedutaan Besar Korut untuk negara itu.
Namun, pihak dari Kedubes Korut disebut tidak dapat diajak bekerjasama sepanjang proses penyelidikan kasus tersebut. Ketegangan diplomatik dimulai dengan Malaysia yang menarik perwakilan negaranya di Korut serta membatalkan perjalanan bebas visa bagi warganya yang hendak berkunjung ke negara itu.
Korut kemudian membuat langkah balasan dengan mengeluarkan larangan bagi seluruh warga Malaysia yang berada di negara itu. Mereka semuanya tidak diberbolehkan untuk pergi atau melakukan perjalanan ke luar negeri dengan alasan apapun pada Selasa (7/3) lalu.
Negara terisolasi itu sebelumnya mengatakan aturan ini berlaku hingga masalah kedua belah pihak dapat diselesaikan. Malaysia juga sempat melakukan tindakan balasan atas adanya larangan perjalanan warganya dengan menyegel kantor Kedubes Korut di Ibu Kota Kuala Lumpur. Seluruh staf di kedutaan itu tidak diperbolehkan keluar dari gedung dari petugas berwenang akan melakukan identifikasi.
Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman, mengatakan saat ini Korut sudah siap untuk bernegosiasi. Meski belum mengetahui secara pasti apa saja tuntutan negara itu, namun ia meyakini permasalahan diplomatik kedua belah pihak dapat diselesaikan dengan baik.
"Mereka (Korut) nampaknya sudah siap untuk memulai negosiasi. Kami belum mengetahui secara pasti apa saja tuntutan mereka, namun kami akan melakukan yang terbaik," ujar Anifah, Sabtu (11/3).
Perdana Menteri Malaysia Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menegaskan bahwa hubungan diplomatik dengan Korut tidak akan terputus untuk menjaga jalur komunikasi terbuka untuk negosiasi. Ia juga memastikan saat ini seluruh warga negaranya yang berada di Korut dalam keadaan aman.
"Saya memastikan bahwa Pemerintah Malausia akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa warga kami akan kembali ke rumah dengan selamat segera," jelas Najib dalam pernyataannya melalui jejaring sosial Facebook.