REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Enam koin emas hasil peradaban Islam masa lampau yang dikoleksi Museum Qatar akan dipamerkan dalam perhelatan The New York Times Art for Tomorrow Conference di Museum of Islamic Art, Doha, Qatar. Ini adalah kali pertama koin-koin tersebut dipamerkan bersama.
Seperti dilaporkan laman The Peninsula Qatar, Senin (13/3), koin-koin emas itu merupakan saksi awal peradaban Islam. Di koin-koin tersebut tersingkap beberapa ilustrasi tanggal pertama dari surah Alquran dan fase awal kenabian. Dimulai dari imitasi koin Bizantium yang terukir simbol-simbol Kristen, kemudian masa Khalifah Umayyah Abd al-Malik ibn Marwan, lalu dengan semangat politik luar biasa, akhirnya menciptakan koin murni syariat perdana pada tahun ke-77 pasca hijrahnya Nabi.
Proses ini juga menandai kelahiran dinar. Seperti diketahui dinar merupakan mata uang yang masih digunakan di banyak negara saat ini.
Pendiri Numismatica Genevensis Alain Baron mengatakan, Qatar memang menjadi salah satu kolektor koin Islam terbesar. Terlebih bila melihat enam koin yang belum pernah ditampilkan sebelumnya dalam sejarah museum dan koleksi. Ia mengapresasi peranan Qatar sebagai penjaga sejarah dan identitas peradaban Islam.
Menurut Baron, koin-koin dari era lampau tersebut memiliki peran budaya yang penting dalam masyarakat. Khususnya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat saat ini tentang kehidupan dan kebiasaan manusia pada masa lampau. “Pameran ini menjadi langkah pertama dalam proses menghasilkan kesadaran dan publisitas bahwa koleksi megah ini memang layak,” ujar Baron.