REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping mengatakan, militer Cina harus melakukan inovasi teknologi. Hal ini merupakan kunci untuk mengembangkan kemampuan pasukan pertahanan tersebut, serta sebagai langkah mengikuti era moderenisasi.
Ia mengatakan saat ini Cina sedang melakukan berbagai upaya mengembangkan teknologi pertahanan yang canggih. Langkah moderinisasi militer yang dilakukan Negeri Tirai Bambu itu juga disebut sebagai salah satu terbesar di dunia.
Satu persenjataan yang terbaru dari Cina adalah pesawat jet atau yang juga dikenal dengan nama jet bomber siluman. Kendaraan tempur itu saat ini dapat berfungsi untuk meluncurkan bom jarak jauh dan menerapkan teknologi 4,5 G. Namun, pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk memaksimalkan kemampuan menyerang target.
Proyek ini disebut sebagai salah satu upaya negara tersebut mengamankan posisi dalam sengketa di Laut Cina Selatan dan diumumkan pada September 2016 lalu.
Sebelumnya, Cina juga meluncurkan pesawat tempur pengebom strategis dengan jenis H-6K. Kendaraan itu telah terbang dalam beberapa misi pelatihan di Pasifik Barat dan beberapa teknologi di dalamnya juga disebut digunakan untuk mengawasi wilayah Laut Cina Selatan.
Beijing juga membuat pesawat angkut besar yang disebut dengan nama Y-20. Mesin yang digunakan dalam kendaraan itu diketahui berasal dari Rusia.
Selain itu, teknologi militer yang dikembangkan juga mencakup rudal anti-satelit dan kapal selam canggih. Cina sempat diyakini melakukan pengembangan teknologi militer sebagai langkah membuktikan kemampuan pertahanan yang negara itu miliki terhadap Amerika Serikat (AS).
"Pengembangan teknologi adalah kunci untuk meningkatkan kemampuan militer, yang dalam hal ini ilmu pengetahuan begitu dibutuhkan dalam mendung Tentara Pembebasan Rakyat," ujar Xi dalam sebuah pertemuan tahunan parlemen Cina kepada delegasi militer negara itu, Sein (13/3).