Senin 13 Mar 2017 19:32 WIB

Orang Tua Korban Saksikan Rekonstruksi Kasus Diksar Mapala UII

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andi Nur Aminah
Kepolisian Resor Karanganyar menggelar rekonstruksi kasus  tindak kekerasan dalam pelaksanaan Diksar Mapala UII di Gondosuli, Tawangmangu pada Senin (13/3) siang.
Foto: Republika/Andrian Saputra
Kepolisian Resor Karanganyar menggelar rekonstruksi kasus tindak kekerasan dalam pelaksanaan Diksar Mapala UII di Gondosuli, Tawangmangu pada Senin (13/3) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Orang tua korban meninggal dalam pelaksanaan pendidikan dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) turut hadir menyaksikan rekonstruksi kasus dugaan tindak kekerasan dalam kegiatan tersebut. Ayah kandung Muhammad Fadli, Adi Suryono (53 tahun) melihat langsung rekonstruksi yang digelar Polres Karanganyar di lereng Gunung awu tepatnya di Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar pada Senin (13/3) siang.  

Dia pun mengucap syukur dan mengapresiasi peserta diksar yang telah bersedia mengikuti rekonstruksi dan membeberkan kronologi kejadian tindak kekerasan dalam pelaksanaan diksar yang berlangsung Januari lalu. "Sejauh ini peserta sudah berani mengungkapkan, saya anggap baik. Karena bagaimanapun pengalaman itu berat untuk diungapkan," kata Adi di sela-sela istirahat rekonstruksi kasus tersebut.

Sementara itu dengan tidak dihadirkannya dua tersangka serta panitia diksar dalam rekonstruksi tersebut, menurutnya membuat peserta diksar lebih leluasa mengungkap semua kejadian sesuai dengan yang dialami saat berlangsungnya kegiatan diksar. "Saya sangat setuju (panitia dan tersangka tak hadir, Red), karena itu bisa membuat leluasa peserta. Mereka mempunyai kebebasan tidak berhadapan dengan panita dan tersangka," ujarnya.

Dalam rekonstuksi kasus yang merenggut tiga nyawa mahasiswa UII itu, polisi menghadirkan 37 peserta diksar Mapala UII, selain itu kuasa hukum dari peserta, kuasa hukum dari panitia, dan Jaksa. Dalam rekonstruksi tersebut memuat 55 adegan yang berlangsung di tiga titik yakni Nguncup, Mrutu dan Watu Lumbung.

Dalam rekonstruksi, kedua tersangka berkali-kali melakukan tindak kekerasan kepada peserta diksar Mapala UII. Misalnya saja pada adegan ketiga, dimana tersangka Angga menampar dan memukul dada dan perut Muhammad Fadli, salah satu korban meninggal sebanyak tiga kali. Tersangka lainnya, Wahyudi juga melakukan tindak kekerasan dengan menyabet punggung, dada dan kaki Fadli dengan menggunakan dahan pohon.

Selain itu, Syait Asyam korban meninggal yang perannya digantikan polisi juga mendapatkan pukulan di jantung. Korban juga mendapat tendangan dibagian perut. Lebih dari itu tersangka membanting tubuh peserta diksar lainnya yakni Muhammad Kadar dan hafiz hingga tersungkur ke tanah. "Itu secara umum di luar batas, tapi itu sudah terjadi dan itu sudah bisa diungkap," tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement