REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Cerita unik yang dialami Kepala Dinas Perhubungan kota Tangerang, Saeful Rohman saat melakukan patroli keliling untuk antisipasi aksi sopir angkot mogok pada Rabu (8/3) lalu.
Untuk mengantisipasi adanya penumpukan penumpang yang terlantar, Saeful dan beberapa jajaran pegawai Dishub berpatroli di sekitar titik-titik keramaian arus lalu lintas.
"Saat itu, saya mengenakan baju koko, nggak berseragam," ujarnya saat ditemui Republika di kantor Dinas Perhubungan kota Tangerang, Senin (13/3).
Saeful bercerita, dari beberapa mobil dinas perhubungan yang diturunkan, dirinya juga ikut turun mencari masyarakat yang terlantar akibat sopir angkot yang sedang melakukan aksi mogok.
"Waktu itu, saya di sekitar Nagra, di situ kan rame. Saya jadi kenek sambil teriak-teriak, ayo buk ayo pak, Tangerang kota," ujarnya.
"Saya dikira pura-pura, waktu itu pakai mobil dinas memang. Ada penumpang yang tanya "Beneran pak?" Saya bilang iya ayo, "Tapi bawa anak?" Kalau ada mertuanya, ajak juga," ujarnya sambil tertawa.
Saat itu tiba-tiba dirinya disangka adalah pengemudi salah satu taksi online oleh salah seorang pengemudi ojek pangkalan yang berada di dekat lokasi. "Datang dia sambil bilang "kalau mau nyari penumpang, geser ke sana, di sini nggak boleh," saya waktu itu kaget," jelasnya.
Kemudian Saeful membantah tukang ojek tersebut. "Pak, ini mah saya bantu masyarakat, saya mau antar," jelasnya.
Pengemudi ojek masih tak percaya, akhirnya Saeful memanggil ketua ojek pangkalan (opang) di sana. Saat itu juga ketua opang itu menjelaskan ke anggotanya.
"Eh dia bilang, "Itu mah pak kadis, kenapa kamu usir-usir pak kadis"," ujar Saeful sambil tertawa ringan.
Sekitar 60 mobil dinas perhubungan kota Tangerang diturunkan saat itu untuk melayani masyarakat yang terkena dampak sopir angkot yang mogok. Penempatan disesuaikan dengan trayek yang biasanya ramai seperti Negra, Tang City dan beberapa tempat lainnya di kota Tangerang.