REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Jawa Timur menjadikan penanganan korban narkoba sebagai program unggulan melalui program penanganan pola asuh. Pemilihan program tersebut mempertimbangkan jumlah korban narkoba yang besar.
Ketua Tim Penggerak PKK Jatim Nina Soekarwo mengatakan, jumlah korban narkoba di Jatim yang direhabilitasi tahun 2015 sebanyak 5.855 anak. Dari angka tersebut, justru pelajar atau usia produktif menduduki tempat paling banyak menjadi korban narkoba, yakni laki-laki 4.915 anak dan perempuan 940 anak.
Jumlah korban terbanyak pada kelompok usia 15-19 tahun, mencapai 2.151 orang dan kelompok usia 20-24 tahun sebanyak 1.103 orang. Sedangkan dari tingkat pendidikan, korban terbanyak siswa SMP sebanyak 2.749 orang dan SMA sebanyak 1.997 orang, diikuti karyawan swasta 1.553 orang, dan wiraswasta 1.416 orang.
“Kita miris melihat jumlah korban narkoba. Jatim menempati peringkat dua setelah DKI,” ujar Nina Soekarwo pada acara Sosialisasi Pola Asuh Anak dan Remaja, di Surabaya, Senin (13/3).
Bude Karwo, sapaan akrabnya menjelaskan, makna program unggulan pola asuh selain anak harus mendapat kebutuhan esensial pada saat usia dini secara holistik, juga harus integratif. Artinya, memperoleh stimulasi pendidikan, gizi, perlindungan, dan parenting education. Dengan demikian, anak tidak mudah terpengaruh oleh narkoba.
“Oleh karena itu, kita harus mewaspadai perkembangan anak-anak, dimulai dari keluarga masing-masing dan lingkungan dasa wisma PKK,” harapnya.
Oleh karena itu, ia meminta dukungan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten/ Kota terhadap program penanganan pola asuh serta bersinergi dengan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota masing-masing. Ia juga mengajak para orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik, sekaligus memberikan proteksi yang aman.
“Karena anak sejak lahir sebenarnya sudah memiliki berbagai potensi yang dikaruniai Tuhan. Potensi tersebut di stimulasi dan difasilitasi agar dapat berkembang dengan optimal. Dengan stimulasi yang tepat akan menyebabkan fungsi mental anak-anak untuk memahami dan mengerti kondisi lingkungannya,” tambahnya.