REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan negara produsen kakao ketiga terbesar di dunia. Total produksi biji kakao saat ini mencapai 833.310 ton, sebagian besar diekspor ke luar negeri (387.8 ribu ton), dan sisanya diolah di dalam negeri.
Tingginya nilai ekspor biji kakao tersebut karena teknologi pengolahan hasil yang belum dikuasai petani. Padahal bila petani memiliki keahlian dalam mengolah biji kakao menjadi produk sekunder, akan memberikan nilai tambah dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta devisa negara, selain juga menciptakan lapangan kerja, dan mendorong perkembangan agribisnis dan agroindustri kakao.
Berangkat dari hal tersebut, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) diberi mandat untuk melakukan penelitian komoditas perkebunan, khususnya Kakao. Kini Balittri telah berhasil menemukan inovasi produk olahan kakao yang sehat dengan kandungan lemak terkendali serta kaya antioksidan (flavonoids). Inovasi tersebut berupa bubuk kakao dan permen coklat.
Bubuk Cocoa Pakuwon merupakan produk olahan sederhana yang berasal dari biji kakao fermentasi. Biji kakao terlebih dahulu dijadikan pasta dan dikempa. Dalam proses ini tidak ada bagian biji kakao yang terbuang.
Bungkil kakao sebagai hasil samping selain pasta biji yang kaya lemak sehat, selanjutnya dihaluskan dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pembuatan kue dan minuman cokelat.
"Produk olehan Cocoa Pakuwon selain mengandung kadar lemak jenuh yang terkendali, juga kaya nutrisi dan antioksidan sehingga bermanfaat untuk kesehatan terutama sebagai pelepas stress (stress relief)," dikutip dari keterangan tertulis Balitbangtan Kementan, Selasa (14/3).
Sementara Permen Cocoa Pakuwon merupakan produk olahan biji kakao yang dikembangkan dalam berbagai bentuk dan varian. Permen cokelat dibuat dalam bentuk rose dan batangan, dengan varian utama cokelat pekat (dark) bersama pengenak rasa susu (milk).
Permen ini dikategorikan permen kaya antioksidan karena kandungan flavonoidnya tinggi. Proses pembuatan permen (penyangraian, huller, pemastaan, dan pengempaan) dari bahan baku biji kakao kering sampai menjadi permen.
"Melalui penggunaan peralatan bioindustri kakao yang modern maka waktu pengolahan menjadi cukup singkat, yaitu berkisar empat jam."
Kandungan flavonoids yang tinggi di dalam cokelat dark ini akan membantu mengurangi jumlah radikal bebas di dalam tubuh dan juga sebagai antiaging. Selain itu bahan tersebut mampu berperan sebagai antimikrob, dan theobromine.
Kandungan kafein yang juga terdapat di dalam cokelat akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh, dan sebagai deuritika serta perangsang nafsu makan.