REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua Organda Kota Bogor Moch Ischak Abdul Razak menilai, kebijakan rerouting angkot dari Pemkot Bogor sudah tidak jadi masalah. Terkait pihak Organda sebelumnya yang disebut-sebut keberatan, Ischak mengatakan, duduk perkara masalah sudah dikoordinasikan.
"Sebenarnya bukan ada gesekan, tapi lebih kepada usulan dari kami agar di dalam penentuan lintasan atau rute agar dibicarakan dengan ketua jalur karena mereka yang tahu persis, akhirnya Pemkot waktu itu survey bersama," ujar Ishak di Balakota Bogor, Selasa (14/3).
Ishak juga memastikan tidak akan ada demo lagi. Hanya, pihaknya meminta ketertiban kendaraan-kendaraan online agar operasi maupun pendapatan pengusaha, sopir angkot juga tidak hancur.
"Kalau angkot bayar pajak dan lain-lain, kendaraan online, tidak. Tidak akan demo lagi. Sebenernya kenapa soal kendaraan ini kita hanya protes ke wali kota, karena kita tahu warga masih butuh. Kita nggak mungkin nutup aplikasi, tapi tolong ditertibkan," ujarnya.
Diharapkan, seluruh masyarakat Kota Bogor juga mendukung rerouting ini. Terkait tarif angkot juga masih dikaji lebih lanjut.
Rute lintasan yang ada dalam kebijakan rerouting ini, menurut Ishak juga merupakan hasil kerja bersama dengan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) maupun stakeholder terkait lainnya.
Untuk sosialisasinya, kata dia, menjadi tanggung jawab pemerintah, juga dibantu Organda. Organda akan membantu penempelan striker trayek secara bertahap pada saat angkot melakukan wajib uji kendaraan.