Selasa 14 Mar 2017 23:07 WIB

Pemerintah Daerah Diminta Kembangkan Merek Lokal

Rep: Amri Amrullah/ Red: Angga Indrawan
Anggota Komisi X Fikri Faqih.
Foto: Antara
Anggota Komisi X Fikri Faqih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fikri Faqih meminta pemerintah daerah untuk lebih memerkenalkan dan mengembangkan potensi produk-produk unggulan di wilayahnya dengan merek-merek lokal.    

“Merek Impor ini sudah banyak yang kita besarkan, sedangkan merek lokal malah terbenam,” kata Fikri dalam keterangan tertulis, Selasa (14/3).

Fikri menambahkan, kualitas produk lokal sebenarnya bagus, hanya mereknya yang kalah bersaing dibanding merek impor. “Padahal pembuatnya sama, dibuat di Indonesia”  ujarnya.

Dia menuturkan, merek-merek terkenal yang menguasai dunia dengan harga yang tentunya fantastis pernah dicetak dengan tulisan ‘made in Indonesia’. Hal itu menunjukkan bahwa kualitas pekerja dan buatan dalam negeri sudah diakui dunia.  

Sayangnya kini, kata dia, merek impor tersebut sudah mengalihkan pabriknya ke negeri tetangga seperti Vietnam, karena dianggap biaya pekerja dan produksinya lebih murah.  “Itulah akibatnya bila masyarakat Cuma jadi komoditas, tidak punya hak atas merek,” terang Fikri.

Dia mencontohkan, Tegal disebut dengan Jepangnya Indonesia. Ini karena hal yang menyangkut permesinan dan suku cadang dari logam bisa dibuat di Tegal.   “Tapi sayangnya tidak ada merek mobil atau motor dari Tegal, ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah agar mengoptimalkan potensinya,” ujarnya.

Fikri berharap Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)  RI dapat terus memberikan pendampingan kepada seluruh pelaku usaha kreatif agar dapat menemukan solusi permodalan serta menularkan ilmunya kepada yang lain.

Sebelumnya dalam seminar yang diselenggarakan oleh Bekraf RI di Tegal, Jawa Tengah, beberapa hari kemarin, Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI Fajar Hutomo menuturkan beberapa produk dengan merk dunia, memang sudah di produksi di dalam negeri.  

Misalnya, beberapa merek  sepatu dan tas terkenal  yang dipasarkan di eropa. “Tapi tidak ada yang merek sendiri, semua milik asing,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement