REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam laporan Indeks Perbudakan Global 2016, sebanyak 45,8 juta jiwa manusia di dunia hidup dalam perbudakan modern. Di Indonesia sendiri sekitar 736 ribu orang yang masih dalam jeratan perbudakan modern.
Alasan itulah yang membuat artis sekaligus penyanyi Maudy Ayunda menerima tantangan mengisi hari-harinya untuk beraktivitas menjadi duta untuk membawa pesan kepada generasi muda melawan perbudakan modern. Artis yang mengawali karir layar lebar lewat film 'Untuk Rena' tersebut, Selasa (14/3) sore di Gedung Kantor Wakil Presiden, menyatakan ketertarikannya untuk ikut bahu-membahu melawan perbudakan modern.
"Betapa isu ini harus diangkat ke permukaan agar generasi muda menjadi tahu bahwa ini isu penting," katanya usai deklarasi para pemuka agama melawan perbudakan modern.
Artis yang juga penyanyi tersebut membeberkan, 40 persen korban perbudakan modern saat ini merupakan generasi muda dan anak-anak kecil. "Jadi ini relevan," katanya.
Penyanyi yang merilis album berjudul Panggil Aku tersebut mengatakan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengakui adanya perbudakan modern terlebih dahulu. "Ini merupakan langkah awal untuk selanjutnya mencari solusi mengatasi masalah (perbudakan, red)," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Maudy juga merasa haru atas komitmen pemuka agama di Indonesia untuk turut serta dalam upaya penghapusan perbudakan modern melalui deklarasi yang ditandatangani. "Terasa banget Bhineka Tunggal Ika-nya, isu ini menjadi isu bersama agama-agama yang ada," Kata Maudy yang berencana ingin merilis album baru tersebut.