Rabu 15 Mar 2017 07:35 WIB

Tapal Batas RI-Timor Leste Baiknya Diselesaikan dengan Cara Adat

Perbatasan RI-Timor Leste
Foto: Antara
Perbatasan RI-Timor Leste

REPUBLIKA.CO.ID, TIMOR LESTE -- Tokoh masyarakat di Oecusse Timor Leste, Arsenio Bano berharap penyelesaiaan persoalan tapal batas dua negara satu darah dan budaya yang sedang terjadi harus dengan cara adat. "Hadirkan tokoh adat dan tokoh masyarakat dua daerah untuk penyelesaian masalah batas negara yang masih tersisa. Saya yakin dengan cara ini akan lebih mampu menuntaskan persoalan yang ada," katanya di Pante Makassar, Oecusse, Timor Leste, Rabu (15/3).

Arsenio yang pernah menjadi Menteri Sosial dan Solidaritas Timor Leste mengemukakan hal itu menanggapi penyelesaian sengketa batas dua negara yang hingga sekarang belum tuntas. Dengan pola penyelesaian berbasis adat, menurut Arsenio, akan lebih memberikan optimisme penyelesaiannya. Hal ini karena setiap tokoh adat yang hadir akan menyampaikan sejumlah fakta terkait dengan persoalan batas negara itu dengan jujur dan sesuai dengan fakta.

"Setiap tokoh adat akan sangat takut jika menyampaikan sesuatu yang tidak benar karena akan memberikan dampak (tulah) baginya," kata Arsenio.

Setiap pemangku adat, dia mengatakan, tentu memagang prinsip bahwa sesuatu berkaitan dengan adat istiadat harus disampaikan dengan benar dan jujur karena alam tentu akan mendengarnya. "//Fatu helele, hauk helele, setiap pembicaraan adat akan didukung dan didengar alam. Batu dan kayu pun akan mendukung setiap kata-kata jujur terkait dengan adat," katanya memberi ilustrasi.

Dia mengatakan dengan melibatkan tokoh adat, tentu tidak terdapat kepentingan lain selain kepentingan kebersamaan antardua warga yang terpisah karena administratif kensegaraan. "Tentunya tidak ada yang mengingini sebuah perpecahan antarkeluarga sedarah," katanya.

Hal senada disampaikan seorang tokoh pemuda Oecusse, Ano Carlos, yang mengatakan bahwa cara penyelesaian adat adalah jalan satu-satunya penuntasan persoalan tapal batas dua negara. Menurut dia, persoalan wilayah di Naktuka itu sudah sejak Oecusse masih menjadi bagian dari Indonesia. Padahal, daerah itu (Naktuka) adalah bagian dari Oecusse. "Naktuka itu Oecusse dan wilayahnya sampai ke Oepoli," katanya.

Naktuka, kata dia, adalah bagian wilayah yang diberikan oleh Rakaj Oecusse kepada anak perempuannya yang menikah dengan Raja di Kabupaten Kupang saat itu.

"Naktuka diberikan sebagai wadah bagi putri Raja Oecusse dan suaminya mengais hidup untuk keluarganya. Itu cerita dan riwayat daerah itu," katanya.

Sejak berpisah dari pangkuan Ibu Pertiwi, Indonesia, di titik batas wilayah Noelbesi di wilayah Kabupaten Kupang masih terjadi riak soal batas negara antara Timor Lest dan Indonesia. Ia mengemukakan ada dua kategori sengketa perbatasan yang melibatkan kedua negara satu daratan itu. 

Pertama, un-resolved segment, yaitu permasalahan batas negara antara RI dan Timor Leste yang belum disepakati atau diputuskan garis batasnya oleh kedua negara. Kedua, un-surveyed segment, yaitu permasalahan batas negara antara Indonesia dan Timor Leste yang sudah disepakati dan diputuskan oleh kedua belah pihak. Akan tetapi, tidak diketahui oleh masyarakat kedua negara.

Ada dua kasus sengketa yang masuk dalam kategori ini. Pertama, di wilayah Noelbesi-Citrana, Desa Netamnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, tepatnya di sepanjang sungai atau delta sepanjang 4,5 kilometer dengan luas 1.069 hektare. Indonesia menghendaki garis batas negara berada pada posisi sebelah barat sungai kecil. Namun, Timor Leste memiliki pandangan berbeda. 

Kendati masih dalam status wilayah steril yang berarti tidak boleh ada aktivitas di atas lahan sengketa itu. Namun, fakta di lapangan Timor Leste telah membangun secara permanen kantor pertanian, balai pertemuan, gudang dolog, tempat penggilingan padi, pembangunan saluran irigasi, dan jalan yang diperkeras.

Tidak hanya itu, ada sekitar 40 kepala keluarga yang mendiami wilayah RI di sekmen Naktuka, Amfoang Timur memiliki KTP Timor Leste.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement