Rabu 15 Mar 2017 10:26 WIB

Geert Wilders Jelekkan Islam dan Nabi Muhammad

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Politikus Belanda, Geert Wilders
Foto: EPA
Politikus Belanda, Geert Wilders

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Politikus sayap kanan Belanda, Geert Wilders, menggunakan momen debat di televisi untuk menjelekkan Islam. Ia menyebut Islam sebagai agama kekerasan. Ini dilakukannya beberapa jam sebelum tempat pemungutan suara buka.

''Islam merupakan ancaman terbesar bagi Belanda. Masalah ini terus berlanjut dan mempertaruhkan masa depan kita. Islam dan kebebasan tidak bisa sejalan,'' kata Wilders dalam siaran sebuah televisi seperti dikutip Australian Associated Press, Rabu (15/3).

Wilders menekankan adanya loyalitas ganda para peserta unjuk rasa Turki di Rotterdam. Ia juga menyebut kejadian itu sebagai aksi kriminal tingkat tinggi yang dilakukan imigram Muslim.

Pria yang tergabung dalam Partai Pembebasan (PVV) bahkan membandingkan Muhammad dengan Yesus. ''Muhammad itu gila perang dan pedofil,'' kata dia.

Dalam jajak pendapat, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte memimpin tipis suara di masa kampanye ini. Partai Liberal (VVD) tempat Rutte bernaung berhasil meraih 27 dan 29 kursi dari 150 kursi di Parlemen Rendah berdasarkan empat pemungutan suara terpisah.

Dalam debat terakhir, Rutte menekankan keberhasilannya menjalin kesepakatan dengan Turki untuk menghetikan aliran pengungsi ke Eropa Barat yang puncak alirannya terjadi pada 2015 lalu. Ia juga menyebut perlakukan penuh perhatian kepada pengungsi Suriah akan menekan konsekuensi ketegangan sosial.

Meski berhasil membawa Belanda keluar dari krisis ekonomi, dukungan atas koalisi VVD bersa Partai Buruh (PvDA) nampak surut dan diprediksi akan sulit diteruskan.

Baca juga, Ormas Muslim Belanda Kecam Geert Wilders.

Rutte sendiri tegas menyatakan tak akan bekerja sama dengan Wilders, apapun hasil pemungutan suara akhirnya. ''Bahkan tidak struktur apapun. Tidak akan pernah,'' kata Rutte dalam debat terbuka menghadapi Wilders awal pekan ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement