REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor pariwisata Raja Ampat, Papua Barat, bakal banyak terdampak akibat tragedi kandasnya Kapal Caledonian Sky yang menghantam terumbu karang di kawasan konservasi dan ekowisata tersebut.
"Multiplier effect-nya banyak. Seperti pendapatan dari sektor pariwisata yang dominan akan kita evaluasi," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Brahmantya Satyamurti Poerwadi di Jakarta, Rabu (15/3).
Menurut dia, multiplier effect atau efek berganda yang ditimbulkan peristiwa nahas tersebut adalah karena diyakini kerusakan terumbu karang tidak hanya sebatas terumbu karang, tetapi juga ke aspek kehidupan lainnya. Brahmantya juga menegaskan jumlah kerugian akibat insiden tersebut akan terus didetailkan seperti biaya untuk merehabilitasi koral yang rusak hingga mereka kembali normal seperti sebelumnya.
Kandasnya kapal Caledonian Sky, Sabtu (4/3), yang dinahkodai Kapten Keith Michael Taylor ini menimbulkan dampak kerusakan terumbu karang yang luar biasa. Investigasi awal yang dilakukan oleh pemerintah setempat menunjukkan terumbu karang yang rusak luasnya mencapai sekitar 1.600 meter persegi.
Baca: Menpar: Butuh 10 Tahun Pulihkan Terumbu Karang Raja Ampat
Parahnya, terumbu karang yang rusak itu berada tepat di jantung Raja Ampat, sebuah pusat keanekaragaman hayati laut. Terkait sektor pariwisata, Bunaken-Wakatobi-Raja Ampat telah ditetapkan sebagai Top 10 Branding Destination, selain Great Jakarta, Great Bali, Great Kepri, Joglosemar, Medan, Lombok, Makassar, Bandung, dan Banyuwangi.
Sedangkan Top 10 New Bali yang ditetapkan Kementerian Pariwisata adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Sebelumnya, pemerintah pusat menurunkan tim untuk menangani kerusakan terumbu karang di Kabupaten Raja Ampat akibat kandasnya kapal pesiar MV Caledonian Sky pada 3 Maret 2017. Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat Yusdi Lamatenggo di Sorong, Selasa (15/3) mengatakan, tim terpadu yang diturunkan untuk menangani kerusakan terumbu karang itu dibentuk oleh Kemenko Kemaritiman dengan melibatkan instansi terkait, yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, Kepolisian RI dan lainnya.
Yusdi mengatakan, tim ini akan meminta pertanggungjawaban pihak kapal pesiar tersebut atas kerusakan terumbu karang yang dialami Raja Ampat akibat kandas kapal tersebut. Dia juga mengatakan, tim tersebut melibatkan baik instansi pemerintah terkait, lembaga konservasi nasional maupun internasional serta pihak akademisi Universitas Papua Manokwari.