REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Warga Belanda memberikan suaranya dalam pemilihan umum, Rabu (15/3), beberapa hari usai perselisihan sengit dengan Turki.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dari partai sayap kanan Partai VVD harus membuktikan bisa berada di urutan pertama melawan Partai Kebebasan (PVV) pimpinan Geert Wilders yang anti-Islam.
Namun, jika Wilders kalah dalam pemilu Rabu, 25 Maret 2017, PVV tidak memiliki kesempatan membentuk pemerintahan karena semua partai menolak bekerja sama dengan Wilders.
Saat ini semua mata di Eropa kini tertuju pada Den Haag yang memulai pemilu pada 2017. Pemilu presiden selanjutnya akan terjadi di Prancis pada Mei. Marine Le Pen disebut sebagai kandidat kuat sebagai presiden.
Pada September, partai sayap kanan Jerman, Alternatif untuk Jerman (AfD) akan bertarung merebut kursi di Bundestag. Partai ini mengkritik kebijakan pengungsi Kanselir Jerman Angela Merkel.
Dilansir dari New Europe, Rabu, tidak akan ada partai yang akan memenangkan 20 persen suara. Terdapat 15 partai yang bertarung di Belanda. Jajak pendapat terakhir menunjukkan VVD mendapat 18 persen suara. Sedangkan PVV berada di urutan kedua dengan 16 persen.