Rabu 15 Mar 2017 16:26 WIB

Efek Pembunuhan Kim Jong-nam, Laga Malaysia-Korut Diundur ke Juni

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Israr Itah
Dato' Windsor John
Foto: AFC
Dato' Windsor John

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) mengabulkan permintaan Malaysia yang menolak bertanding melawan Korea Utara (Korut) di Pyongyang, Korut pada laga kualifikasi Piala Asia 2019. Malaysia mengkhawatirkan keselamatan pemainnya karena hubungan kedua negara yang memburuk setelah pembunuhan Kim Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korut Kim Jong-un, di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu.

Pertemuan kedua tim di Grup B yang sebelumnya dijadwalkan akan berlangsung pada 28 Maret di Stadion Kim II-sung, Pyongyang, kini dimundurkan pada 8 Juni. 

Sekjen Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), Dato' Windsor John mengatakan pada konferensi pers di Kuala Lumpur, Rabu (15/3), bahwa Korut telah diberikan waktu hingga 14 April untuk mengusulkan tempat yang dinilai netral bagi pertandingan kedua tim. AFC juga mengemukakan pertandingan tersebut tidak akan dibatalkan. 

"Pertandingan kini diumumkan akan dimainkan pada 8 Juni. Kami juga telah mengatakan kepada Korea Utara untuk kembali dengan usulan pindah ke tempat netral dalam rangka situasi diplomatik yang tidak terpecahkan," kata Windsor John, dilansir Reuters.

Sebelumnya, Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) meminta AFC untuk memindahkan lokasi tanding dari Korut ke tempat lain yang dirasa lebih aman. Malaysia melarang tim Harimau Malaya bertanding di Korut karena alasan keamanan. Hubungan kedua negara memanas, yang kemudian berujung pada pengusiran duta besar masing-masing kedua negara. 

Windsor John mengatakan, dari pihak panitia pertandingan tidak memiliki masalah. Namun, yang menjadi masalah ialah soal larangan perjalanan yang ditetapkan Malaysia atas reaksi terhadap pembunuhan Kim Jong-nam tersebut. 

"Kita tidak bisa mengesampingkan  aturan pemerintah, karena pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi warga negaranya. Jadi kita harus menghormati aturan itu," lanjutnya.

Sementara itu, Windsor menambahkan Korut tidak memberikan indikasi mereka tidak  ingin memainkan pertandingan. Saat ini, kata dia, mereka hanya tengah berusaha untuk mencari pilihan tempat lain yang dinilai nentral jika situasi tak kunjung kembali normal. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement