REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) hingga saat ini tidak bisa mengonfirmasi kematian Bahrumsyah di Suriah. Bahrumsyah diketahui sebagai WNI yang bergabung dengan ISIS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan sulit untuk melacak orang-orang seperti ini karena mereka tidak tercatat di KBRI sehingga kabar mereka pun tidak bisa terlacak. "Tidak ada WNI yang keluar negeri untuk gabung ISIS melapor kepada KBRI, jadi mereka tidak terlacak," kata Arrmanatha.
Sejauh ini, Kemenlu juga tidak mendapat laporan apa pun dari keluarga atau kerabat Bahrumsyah di Indonesia sehingga verifikasi laporan kematian masih belum bisa dilakukan.
Isu warga negara Indonesia yang diduga terkait ISIS kembali muncul dalam beberapa pekan belakangan. Salah satunya WNI yang ditangkap 21 Februari lalu karena dituduh akan melakukan serangan teror saat kunjungan Raja Arab Saudi, Raja Salman ke Malaysia.
Arrmanatha mengatakan KBRI dan pengacara telah bertemu dengan tersangka. KBRI juga terus melakukan pendampingan terhadap yang bersangkutan.
Baca: WNI Terduga ISIS, Bahrumsyah Tewas di Suriah
"KBRI dan pengacara sudah mengunjungi. Menurut mereka, pria ini berangkat dari Jakarta pada 18 Februari dan hendak bermaksud pergi ke Suriah dengan transit di Malaysia," kata dia dalam pers briefing di Kemenlu Jakarta.
Ia seharusnya berangkat ke Suriah pada 22 Februari. Namun pada 21 Februari ia ditangkap kepolisian Malaysia. Sejauh ini, proses investigasi masih berjalan. "Kita harus tetap selalu memengang prinsip praduga tak bersalah agar yang bersangkutan mendapatkan hak-hak hukumnya," ujarnya.
Kepolisian Malaysia melaporkan telah menangkap tujuh orang yang diduga berencana meluncurkan serangan skala besar menggunakan kendaraan berpeledak. Mereka adalah satu warga Malaysia, satu orang Indonesia, empat orang Yaman dan satu dari Asia Timur.