Rabu 15 Mar 2017 18:10 WIB

Opsir Guantanamo Bersyahadat

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Para tahanan Muslim melaksanakan shalat berjamaah di Kamp IV penjara Guantanamo, Kuba. Foto diambil pada 5 Agustus 2009 silam.
Foto: Reuters
Para tahanan Muslim melaksanakan shalat berjamaah di Kamp IV penjara Guantanamo, Kuba. Foto diambil pada 5 Agustus 2009 silam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terry Holdbrooks bergabung dalam dinas militer untuk bisa membayar uang kuliah. Namun, Terry Holdbrooks tidak menyangka akan mundur dari kariernya di bidang militer karena menemukan hidayah.

Terry Holdbrooks menyampaikan hal itu di Islamic Center Bloomington. Dia mengatakan, pengalamannya sebagai petugas polisi militer menjadi awalnya bekerja pada penjara Guantanamo. Pekerjaan ini membuatnya frustrasi, dengan kecanduan minuman keras dan bahkan sempat terpikir untuk bunuh diri.

Frustrasi ini pada akhirnya mengantarkannya kepada Islam.

"Awalnya saya selalu menolak agama. Saya tak pernah berpikir adanya eksistensi Tuhan yang mengusai alam semesta. Kini, saya seorang Muslim."

Terry Holdbrooks sempat menjalani pelatihan kepolisian militer dua pekan lamanya. Pada saat itu, dia tidak tahu apa-apa mengenai Islam. Kemudian, dalam sebuah kesempatan dia mengunjungi bekas lokasi kejadian 9/11.

Di sana, dia mendapatkan pandangan yang sepotong-sepotong mengenai orang Islam. Dia mendapatkan arahan bahwa orang Islam tidak akan pernah menerima pandangan Barat.

"Mereka (Muslim) membenci kalian karena kalian punya kebebasan dan demokrasi. Tiap hari, mereka bercita-cita membunuh kalian karena itu."

Sejak saat itu, Terry terus diingatkan mengenai apa yang telah dilakukan Islam terhadap Amerika. Dia pun memercayainya. Begitulah sampai akhirnya dia menjadi petugas di penjara Guantanamo.

Di penjara Guantanamo, Terry Holdbrooks melihat langsung kekejaman yang dialami para narapidana. Sekali waktu, para penjaga disuruh untuk membangunkan seluruh narapidana untuk kemudian mereka digiring ke sel-sel yang berbeda setiap 20 menit. Dengan begitu, selama berhari-hari seluruh narapidana tidak tidur, kecuali mereka lolos dari cercaan pertanyaan.

Ada pula seorang narapidana yang dilarang mandi selama lima hari berturut-turut. Begitu kenang Terry Holdbrooks. Banyak narapidana Muslim yang dihalang-halangi menunaikan shalat.

Baru beberapa bulan bekerja sebagai petugas penjara di Guantanamo, Terry Holdbrooks menceritakan, ia dan beberapa kawannya mulai merasakan frustrasi. Sebagai pelampiasan, mereka kerap minum-minum. Terry Holdbrooks sendiri bahkan mengalami keguncangan psikologis, misalnya, dengan ingin bunuh diri.

"Saya tidak mau bangun dari tidur malam. Sebab, saya tidak ingin menyiksa siapa pun."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement