REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Guna memenuhi kebutuhan membaca para penyandang disabilitas, perpustakaan Kabupaten Jember, Jawa Timur, melengkapi fasilitas "Braile Corner".
"Pendirian Disabilitas Corner beserta perangkatnya dalam rangka peningkatan pemerataan kesempatan bagi warga yang berkebutuhan khusus dalam mengakses informasi dan lapangan pekerjaan," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jember Merwin Lusiani di sela-sela acara tersebut, kemarin.
Menurutnya program tersebut sudah sejalan dan didasari dengan 22 janji kerja nyata Bupati Faida, yakni menjadikan Jember bumi shalawat dan ramah difabel. Bahkan satu-satunya kabupaten yang memiliki peraturan daerah (Perda) Difabel sehingga diwujudkan dengan pengembangan pelayanan perpustakaan yang ramah disabilitas.
"Kami bekerja sama dengan BPBI 'Abiyoso' dari Kementerian Sosial Republik Indonesia yang bersedia menyumbangkan tenaga dan pikiran, serta buku-buku Braile sebanyak 120 buku berbagai jenis, termasuk Alquran 30 juz yang bersuara, dan alat peraga," tuturnya.
Ia berharap jumlah buku braile dan berbagai jenis alat peraga membaca untuk warga berkebutuhan khusus semakin banyak di perpustakaan Braile Corner, sehingga pelajar dan masyarakat disabilitas bisa semakin rajin berkunjung ke perpustakaan.
Kepala Tim Balai Penerbitan Braile Indonesia (BPBI) "Abiyoso" Hendra Sulaeman mengapresiasi kelengkapan yang ada di perpustakaan daerah Kabupaten Jember.
"Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 sudah diluncurkan tentang penyandang disabilitas dan disana menyebutkan bahwa mereka mempunyai akses untuk informasi baik dalam bentuk braile, audio visual, maupun bahasa isyarat bagi tuna rungu," tuturnya.
Untuk itu, lanjut dia, BPBI menggelar sosialisasi Braile Corner di perpustakaan daerah dan selain buku braile untuk tunanetra, juga akan disosialisasikan bagaimana cara mengakses informasi untuk tunanetra.
Bupati Jember Faida dalam sambutannya mengatakan perpustakaan adalah bagian penting dari pembangunan di Kabupaten Jember dan mengapresiasi kepada kepala dinas dan jajarannya yang mampu menerjemahkan 22 janji kerja Bupati dan Wabup seperti penerbitan Corner Braile.
"Kalau mampu melayani kelompok berkebutuhan khusus dengan baik, maka akan mampu melayani kelompok dengan jumlah banyak, tetapi tidak otomatis orang yang mampu melayani kelompok dengan jumlah yang banyak, mampu juga melayani kelompok berkebutuhan khusus," katanya.
Ia mengatakan akses yang paling penting untuk penyandang disabilitas adalah akses belajar, perhatian yang cukup kepada perpustakaan karena perpustakaan bagian penting perubahan di Kabupaten Jember.
"Bupati berkomitmen dengan jajaran di Pemkab Jember ingin bermanfaat maksimal untuk penyandang difabel,sehingga mulai di kecamatan-kecamatan dan tempat fasilitas umum harus memberikan ruang yang cukup untuk akses para difabel, meskipun belum sempurna dan yang penting kesadaran mereka sudah ada," tuturnya.