REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Raja Maroko Mohammed VI mengambil langkah tidak biasa dengan memecat perdana menteri Abdelilah Benkirane. Upaya itu diambil untuk memecahkan kebuntuan setelah lima bulan pemerintah baru tidak juga terbentuk.
Pernyataan mengejutkan itu dilakukan Rabu malam (15/3). Benkirane adalah ketua partai Islam, Partai Keadilan dan Pembangunan (PJD) yang menang pemilu parlemen tahun lalu.
"Raja menghargai, pada beberapa kesempatan, perdana menteri yang ditunjuk untuk mempercepat pembentukan pemerintah baru," kata pernyataan itu.
Raja akan menunjuk anggota lain dari PJD untuk menggantikan Benkirane. PJD menang pemilu Oktober lalu, tapi tidak memiliki kursi cukup untuk memerintah sendiri. PJD berjuang membentuk koalisi dengan partai rivalnya.
Hal itu mengancam merusak reputasi Maroko yang memiliki politik stabil di kawasan. Kekuasaan terbesar di Maroko berada di pundak raja, namun dia sangat jarang mengintervensi secara langsung dalam pembentukan pemerintahan.
Istana mengatakan raja mengambil langkah tersebut untuk mengatasi situasi saat ini yang stagnan. Raja juga mengkhawatirkan konsolidasi pilihan demokratis.