REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Imam Besar Masjid New York, Imam Shamsi Ali mengatakan, alhamdulillah, sekali lagi Executive Order yang dikeluarkan oleh Donald Trump perihal melarang pendatang dari enam negara mayoritas Muslim diblok secara nasional oleh Hakim Tinggi Hawai.
"Nafsu pemerintahan Donald Trump untuk melarang orang Islam datang ke negara ini (Amerika) akan gagal," kata Imam Shamsi kepada Republika.co.id, Kamis (16/3).
Imam Shamsi menyakini, bahwa Amerika masih menjunjung tinggi konstitusinya yang memperlakukan semua orang sederajat di depan hukum, tanpa melihat latar belakang ras. Sehingga, nafsu Trump akan kalah.
Dikatakan dia, apa yang berusaha dilakukan Trump untuk memenuhi janji politiknya. Janji politik Trump melarang orang Islam masuk Amerika yang lazimnya disebut Muslims ban. Sebab, tidak mungkin dilakukan dengan kata melarang orang Islam.
"Sehingga dia (Trump) berusaha mempermainkan istilah pelarangan sementara enam negara. Tapi, sejatinya adalah pelarangan Muslim untuk datang ke negara ini (Amerika)," ujarnya.
Imam Shamsi menyampaikan, upaya Trump melarang Muslim datang ke Amerika bukan rahasia. Hal itu telah dijanjikannya sejak masa kampanye. Bahkan, salah seorang tangan kanannya di masa kampanye, Rudy Guliani dan mantan Wali Kota New York pernah menyampaikan bahwa Trump berusaha mencari celah legalitas pelarangan itu.
Intinya, ditegaskan dia, sikap rasisme dan anti-Islam pemerintahan Trump tidak akan langgeng. Sebab, bagaimanapun juga Amerika adalah negara dengan institusi yang kuat. Institusi yang solid di atas konstitusi dan nilai-nilai universalnya.
"Entah apa lagi yang akan dilakukan oleh Donald Trump dengan dibloknya Executive Order ini. Yang pasti, saya khawatir kebijakan-kebijakan yang akan diambilnya tidak lagi memiliki kharisma karena seolah hanya mainan dan lelucon," ujarnya.
Dia mengatakan, Trump merupakan sang pemimpin yang sangat bersahabat dengan umat Islam kata Pangeran Saudi Arabia. Trump pemimpin yang sangat ramah dan baik kata petinggi Indonesia. "Ternyata, memang kita hidup dalam dunia kepura-puraan. Kemunafikan demi kemunafikan mengitari kehidupan manusia. Entah itu berakhir," ujarnya.