Kamis 16 Mar 2017 11:02 WIB

KH Hasyim Wafat, Romo Benny: Indonesia Kehilangan Putra Terbaik

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Bilal Ramadhan
Shalat jenazah gelombang ke-11 untuk KH Hasyim Muzadi diimami pimpinan Ponpes Bahrul Maghfiroh Malang KH Lukman Al-Karim (Gus Lukman).
Foto: Christiyaningsih/Republika
Shalat jenazah gelombang ke-11 untuk KH Hasyim Muzadi diimami pimpinan Ponpes Bahrul Maghfiroh Malang KH Lukman Al-Karim (Gus Lukman).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengenal KH Hasyim Muzadi lebih dari 16 tahun, Romo Benny Susetyo merasa kehilangan setelah mendengar kabar wafatnya Kiai Hasyim. Wafatnya Kiai Hasyim membuat Indonesia kehilangan satu lagi putra terbaiknya.

Mengenang perkenalan dengan Kiai Hasyim, Sekretaris Dewan Nasional Setara Institute, Romo Benny Susetyo mengatakan ia mulai mengenal Kiai Hasyim pada 1996 saat pertama kali dikenalkan Gus Dur untuk sama-sama menyelesaikan kasus pembakaran gereja di Situbondo, Jawa Timur.

Romo Benny melihat Kiai Hasyim merupakan sosok yang bisa membangun kesadaran sehingga kasus di Situbondo kala itu bisa selesai dengan tetap aman. Secara pribadi, Romo Benny merasa kehilangan dan ia yakin bangsa ini juga merasakan yang sama.

Wafatnya Kiai Hasyim membuat Indonesia kehilangan seorang negarawan dan pemimpin umat yang menyatukan. Romo Benny juga mengenal Kiai Hasyim sebagai orang yang humoris. ''Indonesia kehilangan satu lagi putra terbaiknya yang total mengabdi,'' kata Romo Benny saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (16/3).

Saat menjabat sebagai Ketua Umum PBNU, Kyai Hasyim aktif menggerakkan forum-forum lintas agama. Perhatian akan hubungan agama dan kedamaian ini juga disampikan Kyai Hasyim di berbagai kesempatan di forum internasional.

''Pak Hasyim banyak menyampaikan relasi negara dengan agama dan inspirasi agama bagi negara. Itu disampaikan di berbagai kesempatan di berbagai negara,'' ujarnya.

Kiai Hasyim juga aktif menjelaskan pemikiran Gus Dur yang disalahtafsirkan dengan menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami. Kiai Hasyim melakukannya sendiri dengan turun bertemu masyarakat.

Kiai Hasyim juga membuat Gerakan Moral Nasional yang turut meluruskan arah tujuan reformasi. Pun forum persaudaraan sejati yang memberi kesadaran perbedaan tidak mencegah untuk bersatu dalam banyak hal termasuk melawan korupsi dan menangani bencana.

''Pak Hasyim perhatian pada isu kemajemukan. Ia menyampaikan pemikiran Islam yang rahmat dan persatuan tanpa kehilangan nilai agama yang diyakini,'' kata Romo Benny.

Setelah sempat sakit, Kiai Hasyim Muzadi wafat pada Kamis pagi di Malang. Jenazah beliau akan dimakamkan pada Kamis siang di Depok.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement