Kamis 16 Mar 2017 11:27 WIB

Tidak Banyak Ulama Seperti Hasyim Muzadi

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Arsul Sani
Arsul Sani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani turut berduka cita atas wafatnya sosok ulama besar Indonesia, Hasyim Muzadi. Di mata dia, Hasyim Muzadi adalah sosok ulama dan pemimpin yang berhasil membawa umat, paling tidak kaum Nahdhiyin. 

Arsul Sani menilai, pada pemahaman keislaman dan keindonesiannya menjadi dua hal yang tidak perlu dipertentangkan. “Beliau juga menjadi garda terdepan dalam upaya menjauhkan umat Islam dari paham-paham radikal dan cenderung menegasikan NKRI dengan menggunakan pemahaman keislaman yang diimpor dari tempat lain,” kata anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu, saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (16/3).

Namun di sisi lain, menurut Arsul Sani, beliau juga melakukan pembelaan terhadap kelompok Islam yang secara tidak adil dan tak proporsional ditempatkan sebagai kelompok radikal anti NKRI. Padahal, mereka sebenarnya hanya memiliki cara yang dianggap radikal dalam memperjuangkan prinsip amar ma'ruf nahi munkar. Bukan kelompok yang memiliki agenda tertentu dan hendak mengubah keutuhan NKRI. 

“Karena itu tidak mengherankan meskipun sosok Kiai Hasyim tokoh Islam yang moderat, tapi silaturahimnya dengan tokoh-tokoh yang dianggap keras seperti Habib Rizieq tetap terjaga dengan baik,” katanya.

Kemoderatan Hasyim Muzadi dalam pandangan-pandangan keagamaannya juga tidak menjadikan almarhum menjadi membenarkan atau tidak kritis terhadap kelompok-kelompok Islam liberal seperti Jaringan Islam Liberal (JIL). Bahkan Arsul Sani menyebut, Hasyim Muzadi sama seringnya antara mengingatkan kelompok garis keras dengan kelompok Islam liberal.

Nah di sinilah kelebihan Kiai Hasyim, beliau tidak terjebak kepada pembelaan atau pemihakan terhadap satu kelompok,” ujarnya.

Menurut dia, posisi Hasyim Muzadi adalah posisi kemoderatan dan proporsionalitas keberagamaan. Tidak banyak ulama yang mengambil posisi seperti beliau untuk menjaga keutuhan NKRI dan keislaman umat itu sendiri. Dia berharap banyak kiai-kiai muda NU yang nanti memosisikan diri seperti almarhum. Dia beralasan, sebab tokoh panutan seperti almarhum yang dibutuhkan di negara ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement