REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Djarot Saiful Hidayat mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama serta anggota Dewan Pertimbangan Presiden, KH Hasyim Muzadi di Malang pada Kamis (16/3) pagi. Kiai Hasyim meninggal pada usia 72 tahun.
"Kita berduka karena hari ini Bapak Kiai Haji Hasyim Muzadi wafat tadi pagi. Inalillahi wainnailaihi rajiun. Rencananya, almarhum akan dimakamkan di Pondok Pesantren Al Hikam, Depok," kata Djarot saat blusukan di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur, Kamis (16/3).
Djarot menuturkan, dirinya sangat kehilangan sosok Kiai Hasyim. Selama berada di Jawa Timur, bahkan saat menjadi Wali Kota Blitar pada tahun 2010, Djarot sering sekali berkomunikasi dengan almarhum.
"Saya sangat kehilangan sosok kiai yang santun, ramah dan selalu membawa kedamaian. Beliau juga sangat toleran terhadap perbedaan. Makanya saya waktu beliau masih sakit membesuk almarhum di pondok pesantren di Malang," ungkapnya.
Selama ini, sambung Djarot, Kiai Hasyim, selalu menebarkan ajaran Islam yang sejuk, damai, ramah dan rahmatan lil alamin. Bahkan, dalam setiap ceramahnya, Almarhum selalu menekankan Islam Nusantara yang menghargai dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika.
"Indonesia kehilangan putra terbaik bangsa. Sekali lagi saya turut berduka cita atas meninggalnya Bapak Kiai Haji Hasyim Muzadi," ungkapnya.
Kiai Hasyim sempat dirawat di rumah sakit Lavalette beberapa kali. Pada Senin (13/3) lalu, pendiri Pondok Pesantren Al-Hikam tersebut sudah keluar dari Rumah Sakit Lavalette Malang dan kembali ke kediamannya. Kiai Hasyim juga sempat dijenguk oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (15/3) kemarin.
Ketua Tim Dokter yang menangani Kiai Hasyim, dr Hariadi Moeljosoedirjo, usai mendampingi Presiden Jokowi yang membesuk Kiai Hasyim memaparkan jika Kiai Hasyim menderita berbagai komplikias penyakit. "Beliau sakit kuning, kencing manis, dan batuk-batuk. Namun tidak kuat mengeluarkan dahak sehingga mengakibatkan sesak napas," jelas Hariadi.