Kamis 16 Mar 2017 13:16 WIB

Pesan Terakhir Almarhum KH Hasyim Muzadi untuk Khofifah

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyampaikan rasa duka mendalam dan kehilangan atas berpulangnya mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), sekaligus Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Kiai Hasyim Muzadi pada Kamis pagi (16/3) sekira pukul 06.15 WIB. "Indonesia sangat berduka kehilangan beliau. Mari kita doakan beliau husnul khatimah dan seluruh pikiran-pikiran beliau untuk membumikan Islam sebagai penyemai kasih dan penyemai damai bisa dilanjutkan oleh kita semua," kata Khofifah, saat tiba di di kompleks Ponpes Al-Hikam, Beji, Depok, Jawa Barat. 

Khofifah yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) ini mengungkapkan, sepanjang hidupnya Kiai Hasyim selalu menekankan agar membawa Islam sebagai penyemai damai dan penyemai kasih. Hasyim juga senantiasa menyampaikan tentang menyelaraskan hubungan antara agama dan negara. "Itu dua hal yang beliau selalu sampaikan," ujarnya. 

Sebagai sosok yang dekat dan sangat menghormati almarhum, Khofifah mengenang Kiai Hasyim sebagai sosok yang tidak hanya sekadar Sang Pencerah, namun juga tak kenal lelah dan tak pernah habis energinya untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian, anti radikalisme, anti kekerasan dan mengajak umat berpegang pada Islam sebagai rahmatan lil alamin. 

Pada satu bulan terakhir, lanjut dia, pesan-pesan almarhum untuknya dinilai sangat berat, yaitu mengingatkan asalnnya Khofifah yang dari NU. NU mengajarkan persaudaraan dalam konsep ukhuwah Islamiah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathoniah (persaudaraan kebangsaan), ulhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia) dan ukuwah nahdiyah (persaudaraan sesama warga NU). 

"Jika saling bersaudara akan terwujud harmoni dan jika ada harmoni akan teguh NKRI," jelasnya.

Khofifah mengatakan, dia terus memantau kondisi kesehatan Kiai Hasyim melalui tim dokter yang merawat. Menurutnya, sampai Kamis dini hari tadi, dia mendapat informasi kondisi tensi denyut nadi bagus. Lalu sekira pukul 03.30 WIB kondisi tensinya menurun dan terus menurun. Hingga akhirnya, sekitar pukul 06.15 WIB Kiai Hasyim Muzadi menghembuskan nafas terakhirnya. 

(Baca Juga: Shalat Jenazah KH Hasyim Muzadi Antre Hingga Belasan Gelombang)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement