REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jumlah pengangguran di Kota Bandung pada 2016 mencapai 117.532 jiwa. Angka ini setara dengan 9,02 persen dari jumlah angkatan kerja sebanyak 1,19 juta.
Menurut Sekretaris Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung, Roni Ahmad Nuruddin, jumlah pengangguran ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Namun, ia terus berupaya menciptakan lapangan kerja bagi semua masyarakat Kota Bandung.
Berbagai program, kata dia, sudah diluncurkan seperti menggelar bursa kerja hingga bekerja sama dengan pihak dari luar negeri. "Kami kerja sama dengan Jepang, dengan Kadin juga," ujar Roni kepada wartawan di Bandung, Kamis (16/3).
Menurut Roni, Pemkot Bandung telah bekerja sama dengan Toyota City, salah satu kota di Jepang. Salah satu bentuk kerja samanya, selain untuk smart city, Pemkot Bandung akan mengirimkan tenaga kerja untuk bekerja di Jepang.
"Kami siap memberangkatkan 40 orang untuk pergi ke Jepang," katanya.
Roni mengatakan, upaya lain yang dilakukan Pemkot Bandung untuk menggelar bursa kerja yang di dalamnya terdapat sedikitnya 105 perusahaan. Program ini, ditargetkan mampu menyerap sekitar 12 ribu tenaga kerja.
"Bursa kerja ini dilakukan tiga paket," katanya.
Selain itu, kata dia, Disnaker Kota Bandung pun menyasar sektor informal untuk menekan angka pengangguran ini. Salah satunya dengan memaksimalkan potensi angkutan seperti ojek. Pemkot Bandung, akan menciptakan aplikasi untuk meningkatkan pendapatan sopir ojek yang ada di berbagai tempat.
"Lokal ojek, akan digagas untuk meningkatkan kesejahteraan informal," katanya seraya menyebut daplikasi ini bisa diunduh melalui telepon seluler pintar.