Kamis 16 Mar 2017 16:39 WIB

Walkot Depok: Bangsa Indonesia Kehilangan KH Hasyim Muzadi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Suasana kedatangan jenazah KH Hasyim Muzadi sebelum dilakukannya upacara militer di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (16/3).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana kedatangan jenazah KH Hasyim Muzadi sebelum dilakukannya upacara militer di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wali Kota Depok Mohammad Idris sangat kehilangan sosok Pemimpin Pondok Pesantren Al Hikam Depok, KH Hasyim Muzadi yang wafat, Kamis (16/3) pagi WIB. Idris mengatakan dirinya memiliki kedekatan tersendiri dengan ulama bangsa tersebut.

"Allah lebih mencintai hamba-Nya, KH Hasyim Muzadi daripada cinta kita kepada almarhum. Karenanya Allah panggil lebih dahulu Kiai yang kita cintai ini," ujar Wali Kota Idris di Depok, Kamis (16/3).

Idris yang satu almamater dengan Kiai Hasyim di Pesantren Gontor merasa kehilangan sosok guru terutama karena kiprah dan bakti KH Hasyim Muzadi kepada bangsa Indonesia khususnya Kota Depok. Kegiatan pembinaan mahasiswa di Pesantren Al Hikam yang KH Hasyim Muzadi pimpin pasti memberikan citra positif kepada Depok.

"Juga tentunya keberkahan para penghafal Alquran dari pesantren beliau," ucapnya

"Selamat jalan ayah, buya, sang kiai kharismatik dan cerdas. Semoga kami dapat melanjutkan cita-cita dan harapan pak kiai," ujarnya menambahkan.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Hasyim Muzadi wafat setelah mendapatkan perawatan intensif di Malang, Jawa Timur. Jenazah mantan ketua umum PBNU ini akan dishalatkan dan dimakamkan di kompleks pesantren Al Hikam Jl. H. Amat Kel. Kukusan Rt. 06/01 Kec. Beji Kota Depok.

Idris mengatakan Pemkot Depok akan berupaya menjadi tuan rumah yang baik bagi pelayat dari kalangan tokoh maupun masyarakat umum yang ingin memberikan penghormatan terakhir untuk almarhum.

Kiai Hasyim lahir di Tuban pada 8 Agustus 1944 dari pasangan H. Muzadi dengan istrinya Hj. Rumyati. Hasyim menempuh jalur pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada tahun 1950. Kiai Hasyim lantas melanjutkan pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo selama 12 tahun.

Lulus dari Gontor, Kiai Hasyim masih melanjutkan pendidikan pesantren di Tuban dan Lasem, Jawa Timur. Setelah itu Kiai Hasyim menuntaskan pendidikannya tingginya di Institut Agama Islam Negeri IAIN Malang, Jawa Timur pada tahun 1969.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement