REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pamekasan, Jawa Timur, Kamis malam, menggelar shalat gaib dan tahlilan untuk mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A Hasyim Muzadi yang wafat di Kota Malang.
KH A Hasyim Muzadi wafat pada Kamis pukul 06.15 WIB. Shalat gaib digelar setelah shalat berjamaah magrib di kantor Sekretariat HMI di Perumahan Graha Kencana, Tlanakan, Pamekasan, Kamis malam.
"KH Hasyim Muzadi adalah tokoh Islam yang memiliki kontribusi besar terhadap kemajuan Islam di Indonesia ini, dan oleh karenanya, mari kita gelar shalat gaib dan kita lanjutkan dengan tahlilan," ajak imam shalat di kantor Sekretariat HMI itu, Abdul Malik.
Ketua Bidang Pembinaan Anggota (Kabid PA) HMI Cabang Pamekasan ini memimpin langsung shalat gaib untuk almarhum KH Hasyim Muzadi termasuk memimpin tahlil.
Tidak hanya aktivis HMI dari ormas Nahdlatul Ulama (NU), aktivis HMI dari ormas Islam lain seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis dan Hidayatullah juga ikut tahlilan bersama yang digelar HMI Cabang Pamekasan itu.
Shalat gaib untuk Almarhum KH Hasyim Muzadi oleh HMI Cabang Pamekasan ini akan digelar hingga tujuh hari kedepan, yakni hingga malam ketujuh.
Usai shalat gaib dan tahlilan, para aktivis HMI lintas komisariat ini melanjutkan kegiatan yakni mendiskusikan pemikiran KH Hasyim Muzadi dalam konteks ke-Islam-an dan pluralisme pemikiran.
"KH Hasyim Muzadi ini sebenarnya merupakan tokoh Islam yang memiliki pemikiran inklusif dan mampu membawa perubahan pada organisasi yang dipimpinnya, yakni NU kearah yang lebih dinamis, modern dan toleran," kata Ketua Umum HMI Cabang Pamekasan Chairul Umam.
Dimasa kepemimpinan KH Hasyim Muzadi, kiprah NU nampak lebih dikenal dunia, dan mampu memediasi konflik yang selalu bernuansa agama secara solutif.
"Satu hal yang bisa kita pahami dari beliau adalah tokoh Islam yang tidak pernah menghujat pada siapa pun," ucap Chairul Umam.