Kamis 16 Mar 2017 22:34 WIB

Anomali Iklim Ancam Kelestarian Biodiversitas Indonesia

Red: Yudha Manggala P Putra
Cuaca buruk.     (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Cuaca buruk. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Budi Setiadi Daryono mengatakan fenomena anomali iklim La Nina yang merupakan rangkaian El-Nino Southern Oscilation (ENSO) menjadi ancaman terhadap kelestarian biodiversitas Indonesia.

"ENSO tidak hanya menjadi ancaman terhadap ketahanan pangan nasional, tetapi juga kelangsungan keanekaragaman hayati di Indonesia," katanya di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (16/3).

Menurut dia, dampak ENSO bagi kehilangan dan kepunahan biodiversitas memang tidak dapat dirasakan langsung seperti halnya pada ancaman ketahanan pangan. Namun, kehilangan biodiversitas dalam jangka panjang justru akan menimbulkan kerusakan tatanan ekosistem yang lebih berat dan menimbulkan kerugian sistemik.

"Kehilangan keanekaragaman hayati dalam jangka panjang justeru akan merusak tatanan ekosistem dan menyebabkan kerugian sistemik yang tidak dapat diukur dengan materi karena berlangsungnya kepunahan," katanya.