REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Uskup Anglikan Newcastle, Greg Thompson mengundurkan diri setelah tiga tahun menangani masalah terkait penyalahgunaan administrasi dan upaya menutupi kasus.
Tahun lalu, Uskup Thompson dengan emosional mengatakan kepada Komisi Tanggapan Kelembagaan Terhadap Pelecehan Seksual Anak Australia bahwa usahanya untuk mengekspos budaya penyalahgunaan dan menutup-nutupi kasus yang berlangsung selama puluhan tahun telah menyebabkan munculnya desakan bersama untuk menyingkirkan dirinya.
Uskup Thompson sendiri adalah seorang penyintas pelecehan seksual dan mengatakan, ia mengundurkan diri karena memprioritaskan kesehatan dan keluarganya.
"Dampak dari memimpin Keuskupan di berbagai tingkat dan menangani budaya itu memiliki dampak pribadi terhadap kesehatan saya, dan saya pikir, hal itu telah menjadi sesuatu yang membuat saya berpikir tentang berapa lama lagi saya sanggup melakukannya," ujar Uskup Thompson.
"Saya rasa saya telah berusaha dan mewarisi yang terbaik, di sini di Newcastle, yakni masalah keadilan sosial bagi para penyintas," kata Uskup Thompson.
Ia menyebut, dirinya telah bekerja keras untuk mengakhiri budaya tak mendengarkan. "Saya pikir, hal-hal serius dari masa lalu, kejahatan terhadap anak-anak, budaya tidak ingin tahu dan budaya untuk menutup-nutupi sedang ditangani," utaranya.
Ia menjelaskan, "Saya percaya, saya telah mengubah budaya gereja dan pihak lainnya akan terus melanjutkannya. Ada sejumlah pemimpin yang sangat baik di gereja Anglikan di Newcastle yang akan terus bergerak dengan momentum untuk masa depan yang sehat."
Dipuji karena keberanian dan ketangguhan
Salah satu penyintas pelecehan yang bertemu secara rutin dengan Uskup Thompson adalah CKA. CKA mengatakan, Newcastle telah kehilangan orang yang baik.
"Saya cukup sedih bahwa Uskup Greg pensiun. Ia telah menjadi pendukung yang kuat bagi masyarakat," sebutnya.
"Ia berdiri bahu-membahu bersama kami, seorang pria yang luar biasa, seorang pria berkekuatan besar, seorang pria dengan keberanian besar,” puji CKA.
"Ia pasti mendengarkan. Saya telah berbicara secara pribadi dengan Uskup Greg pada banyak kesempatan, dan kasih sayang yang telah ia tunjukkan begitu luar biasa, tapi ia dihargai dengan mengerikan untuk hal itu,” lanjutnya.
Ia berujar, "Ini indikasi atas apa yang terjadi di Keuskupan Anglikan Newcastle jika Anda membela masyarakat. Mereka menjegal dan menghentikan anda."
CKA mengatakan, ia berharap warisan perjuangan keras Uskup Thompson akan terus berlanjut. "Ada beberapa perubahan besar-besaran dalam Keuskupan Anglikan Newcastle. Saya berharap itu berkelanjutan. Saya rasa kami hanya bisa menaruh harapan pada mereka yang mengganti posisinya ke depan bahwa mereka akan melanjutkan perjuangan Uskup Thompson," sebutnya.
Pejuang keadilan
Uskup Agung Anglikan Sydney, Glenn Davies, mengatakan, kerja keras Uskup Thompson telah mengubah gereja menjadi lebih baik.
"Uskup Greg Thompson telah menjadi pendukung dalam advokasi keadilan bagi para penyintas pelecehan," katanya.
"Ia menjadi pejuang pencari keadilan melawan para pelaku dan itu mengorbankan dirinya sendiri," tutur Uskup Davies.
Ia mengatakan, penerus Uskup Thompson akan memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
"Uskup Newcastle berikutnya harus menjadi penyembuh," sebutnya.
Ia menyambung, "Seseorang yang bisa membawa kesembuhan di sebuah keuskupan terkait peristiwa beberapa tahun terakhir."
Pemilihan uskup baru akan dibahas pada sidang khusus sinode Anglikan pada bulan Mei.
Perjuangan Uskup Thompson harus dilanjutkan
Pengunduran diri Uskup Thompson telah membuat Leonie Sheedy, yang mengepalai Jaringan Pengasuh Australia, bersedih. Tapi ia menuturkan, dirinya mengerti mengapa sang Uskup harus pergi.
"Saya merasa sedih untuknya, tapi saya mengerti kebutuhannya untuk mundur," kata Leonie.
"Setiap orang memiliki batas seberapa banyak mereka bisa terlibat dalam kejahatan yang mengerikan terhadap anak-anak dan upaya menutup-nutupi yang telah terjadi,” ungkap Leonie.
Ia berujar, "Terima kasih kepada Uskup Thompson atas perjuangan yang ia lakukan dan perubahan yang ia bawa ke Gereja Anglikan dan di Newcastle, dan betapa pemberaninya ia ketika berbicara tentang pelecehan seksual yang ia alami sendiri.”
"Perubahan harus terjadi dan selamat untuk Uskup Thompson, tapi penggantinya perlu melanjutkan warisan itu," imbuhnya.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterbitkan: 18:10 WIB 16/03/2017 oleh Nurina Savitri.