REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh jenaka bernama LeFou menjadi salah satu pemancing tawa pada film Beauty and the Beast. Namun, Disney memodifikasi karakternya menjadi seorang gay pada film versi live action yang mulai tayang hari ini (17/3).
Berbeda dengan film animasinya pada 1991, sinopsis terbaru film di laman Wikipedia dengan gamblang menuliskan bahwa LeFou menaruh hati kepada Gaston yang sama-sama lelaki. Perasaan itu bertepuk sebelah tangan karena Gaston sang pemuda jagoan berambisi menjadikan Belle sebagai istrinya.
Sang sutradara, Bill Condon, juga menyatakan adanya sejumlah adegan yang ia sebut sebagai 'momen eksklusif gay'. Orang tua pun diharapkan mengetahui bahwa di Indonesia film ini diperuntukkan bagi penonton berusia 13 tahun ke atas.
Meski tidak menampilkan adegan vulgar antara dua pria, Beauty and the Beast mengandung sejumlah adegan yang menampilkan interaksi dua pria yang tidak sesuai. Misalnya pada banyak adegan berdua, cara salah satu tokoh memandang tokoh lainnya sangat menyiratkan perasaan suka. Saat berkuda, mengobrol, berkelakar, bahkan ketika bernyanyi sambil menari, ada tatapan memuja tersebut.
Ada pula sejumlah dialog yang terlalu menjurus. Misalnya lewat pujian atau ketidaksukaan ketika ada gadis-gadis desa yang menggemari pujaan hatinya.
Meski diselimuti kontroversi terkait karakter gay di film ini, Beauty and the Beast mendapatkan ulasan yang cukup baik dari kritikus film. Di situs Rotten Tomatoes, film selama 129 menit itu mendapat 100 kritik baik dari total 150 kritik sementara ini.
Di Indonesia film yang pertama kali dirilis secara animasi tahun 1991 itu lolos sensor. Namun, film diperuntukkan bagi mereka yang sudah berusia 13 tahun ke atas.