REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin mengakui akan ada hambatan yang dihadapi untuk menyalurkan bantuan kepada korban kelaparan di empat negara yaitu Yaman, Sudan Selatan, Somalia dan Nigeria. Itu dikarena daerah tersebut masih terjadi konflik peperangan.
Kendati demikian, kata Ahyudin, pihaknya masih bisa mengatasi hambatan tersebut. ACT banyak dibantu oleh mitra kerja yang ada di negara tersebut sehingga memudahkan untuk menyalurkan bantuan.
“Sejauh ini karena kita juga punya pengalaman yang sudah lama dari sejak kelaparan tahun lalu ditambah mitra di sana, Insya Allah bisa diatasi,” ujar Ahyudin saat pelepasan relawan ACT ke empat negara tersebut, di Masjid Al-Azhar, Jakarta, Jumat (17/3).
Ahyudin menambahkan, elemen lokal selalu siap untuk membantu bantuan dari ACT supaya tersalurkan. Bantuan juga tidak hanya dari Indonesia namun dari berbagai negara.
Ahyudin menegaskan, Indonesia ingin terlibat dalam memberikan bantuan kemanusiaan di bencana ini. Pasalnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kelaparan in merupakan sebuah tragedi terburuk pada abad ini.
“Ini membuat dunia bersimpati untuk terlibat tentu bangsa Indonesia tidak boleh kalah,” kata Ahyudin.