REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pasangan usia subur yang memiliki pekerjaan atau tidak menganggur dapat menekan laju pertumbuhan penduduk. Istri dari pasangan usia subur di Jawa Timur rata-rata bekerja di sektor industri kecil (IKM atau UKM). Sehingga, jarak kelahiran dan jumlah anak dapat diprogram dengan baik yaitu dua anak cukup.
Pernyataan itu disampaikan Gubernur Jawa Timur H. Soekarwo saat memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Malang (UM), Kamis (16/3). Ia mengatakan saat ini Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Jatim sebesar 0,61 persen. Ini merupakan pertumbuhan yang paling rendah di Indonesia karena pertumbuhan penduduk nasional mencapai 1,659 persen.
"Pertumbuhan penduduk yang besar jika didukung inovasi dan kreativitas tinggi akan menjadi berkah," kata Pakdhe Karwo, sapaan Soekarwo.
Menurut Pakdhe Karwo pasangan usia subur di Jatim sangat bagus program KB-nya. Mereka melakukan KB atas dasar keinginan sendiri bukan karena anjuran pemerintah.
Pakdhe Karwo mengatakan pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan demografi wilayah. Selama lima tahun berturut-turut pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selalu di atas rata-rata pertumbuhan nasional.
"Hal itu karena jumlah penduduk Jatim selalu terkendali dan masyarakat punyai inovasi dan kreativitas tinggi," katanya. Kini Jatim menjadi Centre of Gravity Economy dan menduduki ranking kedua setelah Jakarta.
Selain demografi, lanjutnya, masalah pendidikan atau kualitas SDM juga sangat menentukan. Untuk itu, Pemprov Jatim telah membuat kebijakan dengan mengubah komposisi sekolah menengah. Yakni sebesar 70 persen SMK (sekolah vokasi) dan 30 persen SMA (sekolah menengah atas).
Pemprov Jatim juga menambah sekolah politeknik atau sekolah/kuliah kejuruan. Karena, dengan pendidikan kejuruan para lulusannya bisa langsung terjun ke lapangan sebagai tenaga kerja siap pakai.