REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kisah miris datang dari Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Seorang bayi berusia 10 bulan bernama Muhammad Abdalul Zikri Hakim diduga mengalami Fetus in fetu. Penyakit itu digambarkan sebagai kelainan yang sangat jarang, di mana janin terjebak di dalam saudara kembarnya.
Zikri adalah putra ibu Asmani (45 tahun), dari Desa Letok, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur, NTB. Anggota tim relawan kemanusiaan dari Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), Muchtar mengatakan, awalnya mendapat laporan dari relawan di Lombok Timur terkait penyakit yang diderita Zikri.
"Kami dapat laporan dari relawan di Lotim, ada anak dengan dugaan tumor di perut butuh bantuan," ujar dia, Jumat (17/3).
Dugaan ini, kata dia, saat melihat kondisi perut si bayi yang terus membesar sejak kelahirannya. "Kami berharap tim medis RSUP NTB bisa menangani dan menyelamatkan bayi ini," ucap dia.
Direktur RSUP NTB Lalu Hamzi Fikri mengatakan, pasien datang ke RSUP NTB pada 11 Maret setelah dirujuk dari Rumah Sakit di Selong, Lombok Timur dengan status BPJS Mandiri. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan dokter spesialis bedah dan dokter spesialis anak di RSUP NTB pada 11 Maret hingga 13 Maret, diketahui perut pasien dalam kondisi kencang atau kembung. Pihak RSUP NTB menduga adanya gangguan pada usus.
Kemudian, berdasarkan hasil CT scan pada 15 Maret, terlihat adanya asites atau pengumpulan cairan di dalam rongga perut dan massa atau benda asing di dalam perut pasien. "Kita perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan adanya janin atau tidak," kata dia saat jumpa pers di RSUP NTB, Jumat (17/3).
Ia belum bisa memastikan apakah benda asing di dalam perut pasien merupakan janin atau tidak, mengingat masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Kendati begitu, pihak RS memastikan benda asing di dalam tubuh pasien dalam kondisi tidak bergerak atau tidak hidup.
"Kesimpulan sementara, adanya asites dan massa dalam perut yang gambaran mirip (janin), tapi belum tentu," lanjut dia.
Anggota Tim Dokter RSUP NTB Agus Rusdi mengatakan, Fetus in fetu merupakan jenis kelainan yang sangat langka di dunia dengan hanya terjadi sebanyak 200 kasus dan didominasi bayi perempuan. Ia juga belum bisa memastikan apakah kasus ini tengah melanda pasien mengingat perlu pemeriksaan lebih lanjut.
"Untuk operasi harus konsultasi pada semua bagian, jadi tidak gegabah dengan melibatkan dokter bedah, dokter kandungan harus memeriksa dulu," katanya menambahkan.