Jumat 17 Mar 2017 21:50 WIB

Somalia Kesulitan Temukan Tenaga Ahli Medis

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang perempuan Somalia, Rabu, 8 Maret 2017, menjaga kambingnya di wilayah gurun terpencil dekat Bandar Beyla, negara bagian Puntland, Somalia. Somalia menyatakan kekeringan sebagai bencana nasional.
Foto: AP Photo/Ben Curtis
Seorang perempuan Somalia, Rabu, 8 Maret 2017, menjaga kambingnya di wilayah gurun terpencil dekat Bandar Beyla, negara bagian Puntland, Somalia. Somalia menyatakan kekeringan sebagai bencana nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU - Somalia menghadapi ancaman sejumlah penyakit Accute Water Disease (AWD), seperti disentri, diare, dan kolera. Penyakit yang banyak menimpa anak-anak itu sulit disembuhkan karena minimnya tenaga ahli medis di negara itu.

Medical Coordinator Bay Region Hospital, Abdullahi Yusuf Bashir, mengungkapkan masih banyak pasien yang memerlukan relawan dokter untuk mengobati penyakit akibat kekeringan ini. Selain tenaga medis, warga Somalia juga membutuhkan bantuan obat-obatan.

"Memang ada bantuan rutin dari pihak internasional ke rumah sakit ini, tapi kami juga membuka diri jika ada saudara-saudara kami, NGO dari negeri muslim lain yang ingin membantu. Ada banyak kebutuhan yang perlu dukungan di rumah sakit ini," ujar Abdullahi, yang bekerja di Rumah Sakit Provinsi Bay Region.

Menurut Tim Sympathy of Solidarity (SOS) dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang melakukan kunjungan ke Bay Region Hospital, ada banyak anak-anak usia balita dan batita yang mengalami penyakit AWD. Mereka juga menderita gizi buruk karena sulitnya mendapatkan bantuan pangan.

"Di provinsi ini, tampaknya pemerintah lokalnya cukup tanggap untuk tidak membiarkan anak-anak yang mengalami penyakit itu berada di camp (pengungsian), ujar Senior Manager Komunikasi ACT, Bambang Triyono kepada Republika, Jumat (17/3).

Bambang mengemukakan, sejak empat bulan lalu, penyakit AWD telah diderita oleh 9.885 orang warga Somalia. Angka kematian akibat penyakit juga cukup memprihatinkan, dengan hampir mencapai 1.000 orang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement