Sabtu 18 Mar 2017 13:58 WIB

Sistem Pemilu Terbuka Dinilai Mudahkan Publik Kontrol Pemimpin

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ilham
Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti.
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti menyebut sistem pemilihan umum terbuka memudahkan publik untuk mengontrol kinerja calon yang terpilih menjadi pemimpin dan anggota legislatif. "Sistem pemilihan terbuka, memudahkan melihat kinerja anggota DPR. Sehingga mereka tak bisa dikontrol partai, karena merasa bertanggung jawab ke rakyat," kata dia dalam diakusi bertema 'Sistem Buka-Tutup Pemilu' di Jakarta, Sabtu (18/3).

Ray menjelaskan, pada 2009 dan 2014, Indonesia menerapkan sistem pemilihan terbuka. Saat itu, sebagian besar anggota DPR menolak menerapkan sistem pemilu tertutup. Namun, ia mempertanyakan, sikap para anggota DPR tersebut yang saat ini mengusulkan perubahan sistem menjadi pemilihan terbuka terbatas. Padahal, ia menilai, publik selalu konsisten menginginkan sistem pemilihan secara terbuka.

"Pemilih konsisten. Ini menjawab dari tuntutan kebutuhan politik secara riil. Kita sudah praktik terbuka," ujar dia.

Kendati demikian, Ray menyebut terdapat sejumlah efek sistem pemilu terbuka terhadap partainya, seperti banyak kader tak terpakai yang menyebabkan loyalitas terhadap partai menurun. Ia tidak menampik, selama ini banyak kader partai yang tidak mengerti politik karena tidak ada seleksi ketat terhadap orang yang ingin terjun ke dunia politik.

Selain itu, sistem pemilu terbuka tetap tidak mendekatkan hubungan antara pemilu dan calon. Meskipun para anggota DPR yang dipilih menggunakan sistem terbuka, tetapi mereka tetap loyal terhadap partai.

"Sebenarnya yang utama, prinsip keterwakilan. Sejauh mana sistem itu bisa menjebatani publik dengan pengambil kebijakan," jelasnya.

Ray menyebut selama 16 tahun Reformasi, partai politik menimbulkan kekhasan dirinya dengan sistem pemilu tertutup. Sistem pemilihan tertutup memungkinkan partai untuk menentukan sesuatu. Menurutnya, hal itu berdampak pada permainan uang yang lebih meraja lela. "Caleg (calon legislatif) populer yang tak kerja ke partai bisa maju dari partai itu. Yang utama, siapa yang setor paling banyak untuk dapatkan nomor cantik dalam struktur pencalegkan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement