REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat mewaspadai metamorfosis atau perubahan bentuk narkoba. Metamorfosis dilakukan dengan sengaja didesain produsennya untuk mengelabui aparat keamanan.
"Kalau dulu berbentuk pil, bubuk heroin, atau lintingan ganja, maka sekarang menjelma menjadi aneka rupa," katanya saat meresmikan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Teratai Khatulistiwa di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, Sabtu (18/3).
Dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad (19/3), Khofifah mengatakan kini beredar narkoba yang dicampur dengan makanan bahkan jajanan anak. Belum lama ini beredar permen dot di Surabaya yang disinyalir mengandung narkoba. Sebelumnya juga beredar kue kering bercampur ganja di Bandung dan Jakarta.
"Pengedar narkoba semakin pintar mengemas barang dagangannya. Penyusupan narkoba ke dalam makanan dan jajanan anak merupakan salah satu bentuk metamorfosis narkoba saat ini," kata dia.
Khofifah menerangkan, dengan mencampur narkotika ke dalam makanan maka akan sulit terdeteksi secara kasat mata. Polisi perlu melakukan uji klinis laboratorium untuk memastikan apakah makanan tersebut mengandung narkoba atau tidak. Oleh karena itu, Khofifah mengimbau orang tua agar senantiasa mengingatkan anak-anaknya yang masih duduk di bangku TK dan SD untuk tidak jajan sembarangan.
"Orang tua harus lebih peduli dan tidak boleh cuek terhadap fenomena metamorfosis narkoba ini," kata dia.