Senin 20 Mar 2017 08:40 WIB

Duterte: Pengadilan Internasional tidak Bisa Hentikan Saya

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku dia tidak akan terintimidasi oleh Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC), yang mungkin akan mengadilinya terkait perang berdarah melawan narkoba. Ia bahkan berjanji akan meneruskan operasi lebih brutal.

"Saya tidak akan terintimidasi dan saya tidak akan berhenti hanya karena apa? Pengadilan Kejahatan Internasional? pemakzulan? Jika itu adalah bagian dari takdir saya, berarti itu adalah takdir saya untuk pergi," kata Duterte, Ahad (19/3), seperti dikutip Aljazirah.

"Dorongan untuk melawan korupsi, kriminalitas, dan obat-obatan akan terus dilanjutkan dan akan lebih brutal. Saya tidak akan, bahkan jika hanya sesaat, keluar dari fokus saya terhadap itu. Saya bangkit dari apa yang saya janjikan dan saya akan jatuh karenanya," tambah Duterte.

Lebih dari 8.000 orang telah tewas sejak Duterte menjabat pada 30 Juni tahun lalu dan memulai operasi anti-narkoba. Sepertiga pengedar narkoba yang tewas, dibunuh oleh polisi dalam operasi itu. Sedangkan sisanya dibunuh oleh orang bersenjata tak dikenal.

Seorang pembunuh yang berada di dalam 'pasukan kematian' Duterte, ketika dia masih menjabat sebagai wali kota Davao City, dilaporkan akan mengajukan kasus perkara di ICC pada April nanti. Ia menuduh presiden melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dua orang prajurit, termasuk satu orang yang akan mengajukan perkara kasus ICC, telah bersaksi di depan Senat Filipina. Mereka mengaku adalah bagian dari "pasukan kematian" di Davao yang membunuh orang atas perintah Duterte.

Baca juga, Duterte akan Hukum Mati Polisi yang Tewaskan Warga Korsel.

Tetapi anggota Senat tidak menemukan bukti pembunuhanekstra-yudisial dan adanya regu kematian. 'Pasukan kematian' dan tuduhan pembunuhan di luar hukum menjadi alasan pemakzulan Duterte yang diajukan oleh anggota parlemen oposisi di Kongres.

Duterte mengaku ia tidak membenarkan pembunuhan seorang kriminal yang menyerah saat ditangkap. Ia juga tidak menyetujui pembunuhan di luar hukum. "Ikuti hukum dan kita semua akan baik-baik saja. Jauhkan sabu dan tak seorang pun akan mati besok," kata Duterte. "Jika Anda membuat hidup orang-orang dalam bahaya ... perintah saya adalah untuk menembak Anda," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement