REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta semua pihak untuk menjaga pelaksanaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 yang jujur dan adil dengan menghindari kecurangan-kecurangan.
"Jangan menguji kesabaran rakyat dengan hal-hal yang merusak demokrasi. Mari semua pihak ikut mengawasi agar prosesnya berjalan dengan jujur dan adil," kata Anies di Jakarta, Senin (20/3).
Karena itu, Anies meminta semua pihak untuk ikut mengawasi kemungkinan kecurangan yang bisa terjadi. Dia menilai pada pemungutan suara putaran pertama terjadi kejanggalan di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang menjadi indikasi kecurangan.
Kejanggalan yang sangat mencolok adalah hasil pemungutan suara di sejumlah TPS yang memenangkan salah satu calon lebih dari 90 persen. Menurut Anies, sebaran suara di Jakarta cukup merata sehingga meskipun ada yang dominan, calon lain tetap akan mendapatkan suara.
"Ada 489 TPS yang kemenangan salah satu calon lebih dari 90 persen. Suara yang dominan itu masif dan tersebar di seluruh TPS yang ada di Jakarta," tuturnya.
Anies mengatakan kecurangan akan mencederai demokrasi sehingga yang akan kecewa adalah rakyat, bukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang bersaing dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Putaran kedua Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 diikuti dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, yaitu Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.