Senin 20 Mar 2017 19:35 WIB

BMKG: Fenomena Equinox Masih Berlangsung Normal

Fenomena equinox (ilustrasi)
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Fenomena equinox (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Fenomena alam equinox yang terjadi memicu peningkatan suhu udara rata-rata maksimal mencapai 32-36 derajat Celcius, masih berlangsung normal dan dampaknya tidak dirasakan warga di Nusa Tenggara Timur.

"Dampak Equinox belum dirasakan oleh masyarakat," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kupang Hasanuddin, di Kupang, Senin (20/3).

Fenomena astronomi itu terjadi ketika Matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada 20-21 Maret dan 23 September tahun berjalan. Artinya, equinox bukan merupakan fenomena seperti "heatwave" atau gelombang panas yang pernah terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.

"Sehingga tidak perlu dikhawatirkan apalagi seperti isu yang beredar bahwa pada saat kejadian suhu udara di Indonesia akan mencapai 40 derajat Celcius," katanya.

Hal tersebut terbukti, bahwa suhu udara di Indonesia umumnya dan khususnya di Nusa Tenggara Timur masih pada kondisi normal, kecuali hujan yang turun tiba-tiba dengan intensitas sedang hingga lebat dan berlangsung tidak lama (kurang lebih 30 menit) disertai petir atau kilat.

"Saat fenomena ini berlangsung diluar, bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian Utara maupun Selatan," katanya.

Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, dimana rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36 derajat Celcius. Menyikapi fenomena tersebut, BMKG mengimbau masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan dampak equinox seperti isu yang berkembang yakni suhu akan mencapai 40 derajat Celsius.

Secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki masa transisi atau pancaroba. "Kondisi cuaca cenderung masih lembab atau basah. Kita mengimbau masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca, yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan menjaga kesehatan," demikian Hasanuddin.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement