Selasa 21 Mar 2017 21:56 WIB

Dalam 36 Jam, 26 Warga Somalia Tewas Kelaparan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Indira Rezkisari
Seorang wanita berjalan di sebuah kamp yang dihuni orang-orang dari berbagai bagian di Somalia yang terganggu kehidupannya akibat kekeringan parah yang mengakibatkan kelaparan.
Foto: AP
Seorang wanita berjalan di sebuah kamp yang dihuni orang-orang dari berbagai bagian di Somalia yang terganggu kehidupannya akibat kekeringan parah yang mengakibatkan kelaparan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Menteri Dalam Negeri Regional Somalia, sekaligus Ketua Komite Kekeringan Abdirahman Mohamed Hussein mengatakan dalam 36 jam terakhir, setidaknya 26 orang di wilayah selatan Somalia, yakni Jubaland, meninggal akibat kelaparan. Ia mengimbau untuk memberikan bantuan darurat guna mengekang warga kelaparan di sana.

Dilaporkan laman BBC, ratusan keluarga yang tinggal di Jubaland telah meninggalkan daerah tersebut. Mereka mencari bantuan dan perlindungan ke Ibu Kota Somalia, Mogadishu.

Ibrahim Abdow adalah salah satu warga Jubaland yang telah melakukan perjalanan ke Mogadishu. Ia mengaku tak ada yang bisa diharapkan lagi dari Jubaland untuk menyokong kehidupan masyarakat di sana. "Sapi dan hewan ternak kami telah binasa. Sungai-sungai telah kering dan tidak ada sumur di sana," ungkapnya saat berkemah di pinggiran kota Mogadishu.

Sejumlah warga yang baru saja tiba di Mogadishu, segera diberi makanan oleh warga di sana. Mereka mengaku membutuhkan bantuan dan persediaan makanan yang lebih banyak dari lembaga atau badan bantuan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang berada di Somalia pada bulan ini mengatakan bahwa jutaan rakyat Somalia membutuhkan bantuan dalam menghadapi krisis kelaparan. "Hampir enam juta orang membutuhkan bantuan," kata Guterres.

Seperti diketahui, Somalia tengah menghadapi krisis pangan dan kekeringan. Akibatnya sungai-sungai dan sumur mengering, hewan-hewan ternak tewas, serta tanaman mengalami gagal panen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement