Rabu 22 Mar 2017 10:02 WIB

Pendapatan Iklan Facebook dan Google Lebih dari Rp 1.000 Triliun

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
Google
Foto: EPA
Google

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Raksasa teknologi Facebook dan Google diperkirakan meraup keuntungan hingga 106 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.431 triliun (kurs: Rp 13.500 per dolar AS) dari iklan digital tahun ini. Dilansir CNBC, Selasa (21/3), jumlah ini sama dengan setengah dari pengeluaran iklan digital sedunia.

Perkiraan dari perusahaan peneliti pasar, eMarketer menunjukkan Google diramalkan mengamankan 72,69 miliar dolar AS keuntungan iklan pada 2017. Sementara Facebook diperkirakan mendapat sekitar 33,76 miliar dolar AS.

Kedua perusahaan yang berbasis di California, Amerika Serikat ini menempati 46,4 persen dari total pembelanjaan iklan global. Keduanya terus mendominasi pasar iklan digital dari tahun ke tahun.

Analis senior di eMarketer, Shelleen Shum mengatakan Facebook dan Google harus berterima kasih pada fitur mobile dan video mereka. "Tahun ini, Facebook dan Google terus menguat di ranah iklan mobile dan video," kata Shum dalam pernyataan.

Secara keseluruhan, pengeluaran untuk iklan secara global akan meningkat sekitar 17,4 persen jadi 583,91 miliar dolar AS. Para pengiklan meningkatkan 38,3 persen pengeluaran untuk iklan dari anggaran keseluruhan mereka.

Sejumlah perusahaan digital melihat ini sebagai peluang besar. Snapchat salah satunya, yang diperkirakan akan meraup lebih banyak keuntungan melalui iklan tahun ini. eMarketer memperkirakan ada peningkatan keuntungan hingga 163,3 persen untuk Snapchat jadi 900 juta dolar AS.

Perusahaan Cina, seperti Alibaba, Baidu, dan Tencent juga tak ketinggalan. Ketiganya secara kolektif akan menghasilkan 35,63 miliar dolar AS dari iklan tahun ini. Shum memperkirakan ketiga raksasa negeri panda ini bisa jadi saingan terbesar Google dan Facebook di masa depan.

"Dalam waktu dekat, rival potensial yang mungkin untuk Facebook dan Google adalah tiga perusahaan besar Cina ini," kata Shum. Hal ini karena, mereka berada di gelombang perkembangan populasi melek teknologi yang besar di Cina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement