REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Media sosial Twitter mengumumkan bahwa mereka telah memblokir sekitar satu juta akun pengguna Twitter dari seluruh dunia. Pemblokiran itu dilakukan sepanjang 2015 hingga 2016 lalu.
Seperti dilansir laman Aljazirah, laporan transparansi terbaru Twitter yang dipublikasikan pada Selasa (21/3) menerangkan, dalam enam bulan terakhir pada 2016, setidaknya 376 ribu akun telah diblokir. Sedangkan pada 2015 lalu, tedapat 636 ribu akun yang diblokir.
Penangguhan atau bahkan pemblokiran akun-akun tersebut dilakukan Twitter setelah mereka mendapatkan tekanan dari pemerintah negara di seluruh dunia. Mereka mendesak Twitter untuk memblokir akun-akun pengguna yang mempromodikan atau menyebarkan hal-hal yang berbau kekerasan agama dan lainnya.
Twitter dalam pernyataannya juga mengatakan bahwa perushaannya akan terus berupaya melayani atau mengakomodasi kebutuhan perihal keamanan nasional di berbagai negara.
"Kami akan terus mendorong untuk lebih transparan dalam bagaimana kita bisa berbicara tentang permintaan keamanan nasional. Kami akan memperbarui seksi ini ada laporan tranparansi mendatang," ujar Twitter.
Terkait hal ini, Twitter juga mengungkap tentang naiknya permintaan pemerintah terhadap data-data pengguna Twitter. Dalam enam bulan, permintaan data pengguna Twitter naik tujuh persen.