REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) menyerap hasil panen jagung. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga harga jagung tetap stabil.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Sumardjo Gatot Irianto mengatakan, harga jagung di wilayah Sulawesi saat ini Rp 2.400 hingga Rp 2.500 per kilogram (kg).
"Itu perlu dibeli supaya harganya lebih baik seperti di Jawa yang Rp 3.100, Rp 3.200 sampai Rp 3.300," katanya usai menggelar rapat terpadu bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Bulog, TNI AD dan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) di Gedung Kementan, Rabu (22/3).
Ia memperkirakan panen raya jagung tahun ini mulai pada akhir Maret hingga Juni. Sayangnya ia tidak mengetahui angka perkiraan panen jagung.
Sementara itu Direktur Pengadaan Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, pihaknya menargetkan 250 ribu ton jagung tahun ini. Hingga saat ini Bulog telah menyerap 50 ton dengan harga sesuai acuan Peraturan Menteri Perdagangan, yakni Rp 3.150 per kg dengan kadar air 15 persen.
Penyerapan paling besar di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Ia mengaku tidak mudah dalam melakukan penyerapan jagung tersebut.
"Kendala infrastruktur pasca panen," katanya. Ia melanjutkan, wilayah tersebut merupakan area penanaman baru sehingga belum memiliki dryer atau pengering.
Untuk itu pihaknya merangkul Kemendes PDTT memanfaatkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk membantu penyerapan hasil panen terutama jagung. "Rencananya akan membangun silo dan dryer pada tahun ini agar tahun depan dapat digunakan," ujar dia.