REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Menghadapi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) 2018, sejumlah tokoh telah mendapat dukungan dari para partai politik (parpol). Salah satunya Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar (Demiz). Demiz telah didukung sejumlah parpol untuk maju menjadi orang nomor satu di Jabar.
Demiz mengatakan, menghadapi pilgub Jabar 2018, komunikasi politik dilakukan dengan partai-partai yang ada. Dia pun mengaku komunikasi sudah dilakukan dengan hampir semua parpol.
"Ada tiga atau empat parpol," kata Demiz, saat ditanya berapa parpol yang intens melakukan komunikasi politik, di sela upacara peringatan Hut Satpol PP dan Linmas Tingkat Provinsi Jawa Barat di Lapangan Ranggajati, Kabupaten Cirebon, Rabu (22/3).
Namun Demiz enggan menyebutkan parpol yang dimaksud. Begitu pula saat ditanyakan apakah tiga atau empat parpol itu sudah menyatakan dukungan, dia juga hanya menjawab singkat. "Insya Allah," kata Demiz.
Ketika kembali didesak partai apa saja yang sudah berkomunikasi secara intens, Demiz hanya memberikan sedikit bocorannya. "Yang jelas bukan partai yang mendukung Ahok," katanya sambil tertawa.
Demiz pun menegaskan, dia saat ini masih akan terus berkonsentrasi menjalankan tugasnya sebagai wakil gubernur Jabar. Dia tak ingin Pilgub Jabar yang baru akan dilangsungkan pada 2018 mendatang menyita pikiran dan perhatiannya sehingga mengabaikan tugasnya yang utama sebagai pendamping gubernur.
"Gubernur dan wakil gubernur (Jabar) 2018 sudah ada, sudah ditentukan Allah SWT sebelum kita lahir. Jadi tinggal bagaimana kita menjemputnya dengan baik, dengan keberkahan," katanya.
Dia pun tidak mempermasalahkan adanya bakal calon gubernur Jabar yang sudah melangkah lebih awal dengan deklarasi dukungan partai. Hal itu seperti deklarasi dukungan Nasdem kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dia menilai, hal tersebut sebagai hak politik.
Namun, kata dia, dukungan Nasdem terhadap Ridwan Kamil itu tidak bisa hanya berhenti di deklarasi saja. Untuk mencalonkan Ridwan Kamil, Nasdem harus berkoalisi dengan partai lain karena tidak memiliki suara yang cukup. "Kita tunggu koalisi Nasdem dengan partai mana. Mungkin tiba-tiba mengarah pada koalisi (pilkada) Jakarta, bisa jadi," kata Demiz.