Rabu 22 Mar 2017 17:01 WIB

Mereka yang Terpisahkan Akibat Perang ISIS di Mosul

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Kota Mosul di Irak.
Foto: AP
Kota Mosul di Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Ahmad terlihat berada di sekitar kamp pengungsian Hamam Al Alil yang terletak di dekat Mosul, Irak. Ia terlihat gelisah, dengan pandangan matanya terus bergeser ke kanan maupun kiri seperti sedang mencari sesuatu.

Pria berusia 27 tahun itu rupanya ingin bertemu kembali dengan paman dan bibinya. Ahmad yang berasal dari Mosul selama enam bulan terakhir ini terpisah dengan keluarga besarnya.

Ia terpisah ketika di wilayah barat Mosul semua penduduk diminta untuk pergi mengungsi. Seperti diketahui, pada Oktober 2016 lalu untuk pertama kalinya pasukan Irak memulai serangan ofensif untuk menumpas Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dari salah satu kota terbesar di negara itu.

"Saya tidak bisa menjelaskan bagaimana rasanya dapat bertemu dengan keluarga saya kembali, terlebih setelah apa yang terjadi di kota kami," ujar  Ahmad dilansir Aawsat, Rabu (22/3).

Ia menuturkan selama terpisah dengan keluarganya sering melihat perkembangan  berita tentang pertempuran di Mosul. Ahmad merasa keadaan perang sangatlah mengerikan bagi seluruh warga sipil yang masih terjebak di dalam wilayah konflik.

Ahmad menjelaskan bagaimana terpisah dengan keluarganya yang berada di wilayah Sungai Tigris. Sejak pertempuran berlangsung, lima jembatan penghubung di sekitar area sungai hancur dan menyebabkan tak hanya dirinya, namun banyak warga lain terpisah dari orang-orang yang mereka cintai.

Ia kemudian hanya dapat melakukan komunikasi melalui telepon satu kali dalam sepekan. Dalam enam bulan terakhir, Ahmad memastikan bahwa keluarganya dalam keadaan baik-baik saja meski ancaman bahaya tetap bisa datang kapan saja.

"Setidaknya satu kali dalam seminggu saya bisa memastikan mereka baik-baik saja. Saya tidak bisa menunggu untuk membawa mereka kembali pulang," jelas Ahmad.

Karena itu, Ahmad pun berjanji untuk bertemu dengan paman dan bibinya di dekat kamp Hamam Al Alil. Lokasi pengungsian ini terletak sekita 15 kilometer dari Mosul dan nampaknya menjadi tempat tinggal keluarganya yang terpisah.

Tidak hanya Ahmad, banyak orang di sekitarnya yang nampak menunggu. Beberapa di antara mereka bahkan meminta bantuan dengan meminjam ponsel miliknya untuk menelpon anggota keluarga yang mungkin berada di kamp.

Mohamed Badr Abed menjadi salah seorang yang juga mencari anggota keluarganya. Pria itu datang ke Hamam Al Alil untuk menjemput adik perempuannya, untuk kemudian pergi ke desa tempat ia tinggal.  "Selama enam bulan saya tidak pernah mendengar suara adik perempuan saya hingga tiba-tiba pada pagi ini ia menelpon," kata Abed.

Hingga kemudian, sang adik memberi tahu bahwa ia berada di kamp pengungsian tersebut. Pria berusia 40 tahun itu kemudian sangat gembira membayangkan akan bertemu lagi dengan anggota keluarganya yang terpisah.

Baca juga,  Serangan Udara di Raqqa Tewaskan 14 Orang.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement