Rabu 22 Mar 2017 18:31 WIB

Ini Tujuan Nabi Yunus Sebelum Dimakan Ikan Paus

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Ikan Paus, ilustrasi
Ikan Paus, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Dalam pelayarannya, tiba-tiba laut bergelombang hebat. Bahkan, angin juga bertiup kencang. Karena khawatir akan keselamatan seluruh penumpangnya, nakhoda kapal menginstruksikan awaknya untuk mengurangi muatan kapal.

Namun demikian, upaya itu tak juga membuahkan hasil. Akhirnya, setelah tak mampu menyelamatkan kapal, nakhoda pun melakukan pengundian agar salah seorang penumpang keluar dari kapal. Saat pengundian dilangsungkan, nama yang muncul adalah Nabi Yunus AS.

Ketika sampai tiga kali dilakukan dan nama yang muncul adalah nama Nabi Yunus, akhirnya Nabi Yunus pun harus keluar dari kapal yang ketika itu berada di tengah-tengah lautan. Menyadari semua itu sudah takdir Allah, Nabi Yunus pun merelakan dirinya terapung-apung di laut lepas. Atas kehendak Allah, Nabi Yunus pun dimakan seekor ikan paus. Dalam salah satu riwayat, peristiwa ini terjadi pada abad kesatu sebelum masehi atau sekitar tahun 700 SM.

Dalam perut ikan nun (paus) tersebut, Nabi Yunus menyadari akan kesalahannya karena meninggalkan umatnya. Ia pun senantiasa berdoa dan memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahannya. ''Laa ilaha illa Anta, Subhanaka inni kuntu min al-zhalimin (Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau sesungguhnya saya termasuk orang-orang yang zalim),'' demikian doa Yunus dalam perut ikan paus sebagaimana termaktub dalam surah Al-Anbiyaa' ayat 87.

Menurut Dr Afis Abdullah dalam buku Nabi-nabi dalam Alquran, saat berada dalam perut ikan paus tersebut, Nabi Yunus AS terus-menerus berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Menurut riwayat, selain bertasbih dan memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahannya, Nabi Yunus AS juga berdoa. Sebagaimana disebutkan Dr Afis Abdullah, selain doa di atas, doa lain yang diucapkannya adalah ''Ya Tuhanku, aku telah mendirikan sebuah masjid untuk-Mu yang belum pernah ada seorang pun yang menyembah di dalamnya.''

Allah SWT mendengar doa Yunus dan mengampuninya. ''Kalau ia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit (kiamat).'' (QS Alshaafaat ayat 143-144).

Nabi Yunus pun akhirnya dapat keluar dari perut ikan paus setelah ia dilemparkan ke daratan. Ketika itu, Yunus dalam keadaan lelah. Maka, untuk memulihkan kondisinya, Allah menumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu untuk dimakan (QS Alshaafat ayat 146).

Setelah beberapa saat, akhirnya ia kembali ke Ninawa dan mendapati kaum yang beriman. Ia pun disambut umatnya yang berjumlah mencapai 100 ribu orang. Dan, umatnya mendapatkan kenikmatan yang luar biasa di waktu yang telah ditentukan (QS Alshaafat ayat 148).

Menurut Syauqi Abu Khalil dalam Atlas Alquran, tujuan Nabi Yunus AS saat menumpang kapal itu adalah Tirsyisy (sekarang dikenal dengan nama Tunisia). Demikianlah cerita Nabi Yunus AS. Karena tak sabar, ia pun diuji oleh Allah atas perbuatannya yang meninggalkan umatnya.Kapal yang ditumpangi Nabi Yunus AS ketika itu, menurut Sami Abdullah Al-Maghluts, adalah perahu kayu yang dibuat pada abad kesatu sebelum masehi.

Bila dilihat bentuk dan ukurannya, bentuknya sangat mirip dengan kapal-kapal nelayan yang ada saat ini di beberapa daerah, seperti perahu nelayan di Banjarmasin, Makassar, Madura, Semarang, dan lainnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement